Peluang Besar Bekerja di Jepang: Apa yang Harus Anda Siapkan?
Tanggal: 26 Jan 2025 11:10 wib.
Tampang.com | Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo membawa kabar baik bagi para tenaga kerja Indonesia yang bermimpi bekerja di Jepang. Pasalnya, pemerintah Jepang memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja asing (TKA) mencapai 820 ribu orang selama periode 2024 hingga 2029.
Namun, sebelum memutuskan untuk bergabung dengan tenaga kerja asing di Jepang, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan, seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula. Salah satu hal utama yang perlu dipahami adalah budaya kerja Jepang yang sangat khas.
Persiapan Penting Sebelum Bekerja di Jepang
Muhammad Al Aula menekankan bahwa calon pekerja Indonesia harus terlebih dahulu mempelajari budaya kerja dan tata krama di Jepang secara mendetail. Pemahaman ini sangat penting untuk memudahkan adaptasi di lingkungan kerja yang memiliki aturan dan etika yang berbeda dengan di Indonesia.
Selain itu, ia juga menyarankan agar para pekerja mempelajari hukum yang berlaku di Jepang serta memahami kondisi alamnya. Jepang memiliki empat musim, yang tidak hanya memengaruhi fisik tetapi juga kondisi psikologis para pekerja. Adaptasi terhadap perubahan musim ini membutuhkan kesiapan mental yang kuat.
"Karena di sini dengan empat musim tentunya ada berbagai macam aspek yang mempengaruhi sisi psikologis dari para pekerja," ujar Muhammad Al Aula saat ditemui di kantor KBRI di Tokyo.
Hidup jauh dari keluarga juga menjadi tantangan besar bagi tenaga kerja Indonesia di Jepang. Oleh karena itu, kesiapan mental sangat diperlukan agar para pekerja dapat menjalani kehidupan dengan baik di negara baru.
Peluang Besar Bagi Indonesia
Menurut Lodya H Mone, First Secretary Media Sociocultural Affairs KBRI Tokyo, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengisi 20–30 persen dari total kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang. Hal ini setara dengan 164 ribu hingga 246 ribu tenaga kerja dalam lima tahun ke depan.
“Dari total 820 ribu, Indonesia diharapkan mampu mengisi sekitar 32 ribu hingga 49 ribu tenaga kerja setiap tahunnya,” jelas Lodya.
Namun, sebagian besar posisi yang ditawarkan adalah untuk kategori magang dan Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW). Posisi ini mayoritas diisi oleh pekerja dengan tingkat keterampilan rendah (blue collar).
Potensi Tantangan Sosial
Meskipun peluang ini besar, Lodya mengingatkan adanya potensi masalah sosial yang perlu diantisipasi. Pengiriman tenaga kerja dengan keterampilan rendah sering kali diiringi dengan risiko meningkatnya kasus kekerasan. Hal ini menjadi perhatian penting, terutama karena tingginya korelasi antara pekerja dengan keterampilan rendah dan potensi konflik.
"Biasanya, di mana ada tenaga kerja dengan keterampilan rendah, tingkat kekerasan berbanding lurus. Ini yang menjadi salah satu sumber masalah yang harus diantisipasi," tambahnya.
Peran Pemerintah dan Kerja Sama Internasional
Pemerintah Indonesia terus berupaya memberikan dukungan kepada calon tenaga kerja yang akan diberangkatkan ke Jepang. Dengan bekerja sama bersama kementerian dan lembaga terkait di kedua negara, pemerintah memastikan bahwa calon pekerja memiliki persiapan yang matang.
Hal ini mencakup pelatihan keterampilan, penguasaan bahasa Jepang, serta pemahaman budaya yang memadai. Diharapkan langkah ini dapat membantu tenaga kerja Indonesia beradaptasi lebih baik, sekaligus mengurangi risiko masalah sosial yang mungkin muncul di masa depan.