OYO Larang Pasangan Belum Menikah Check-in Bareng, Apa Sebabnya?
Tanggal: 22 Jan 2025 19:14 wib.
OYO, jaringan hotel yang telah lama dikenal sebagai tempat penginapan ramah pasangan, baru-baru ini mengumumkan kebijakan kontroversial yang mengejutkan banyak pihak. Kebijakan baru ini melarang pasangan yang belum menikah untuk menginap bersama di akomodasi yang dikelola oleh OYO di kota Meerut, India.
Langkah ini memicu protes keras di dunia maya, terutama karena OYO selama ini dikenal sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi pasangan yang belum menikah, bahkan sempat membranding diri dengan slogan yang mendukung privasi.
Sebelum perubahan kebijakan ini, OYO dikenal luas sebagai salah satu platform pertama yang menyediakan solusi bagi pasangan yang ingin menginap tanpa harus menjelaskan status hubungan mereka.
MMerek ini memasarkan dirinya sebagai tempat penginapan bebas dari pertanyaan, memberikan kemudahan bagi pasangan yang mencari privasi tanpa campur tangan pihak ketiga. Banyak pelanggan yang merasa OYO adalah tempat yang memperhatikan kebebasan pribadi mereka. Namun, keputusan baru ini bertentangan dengan citra tersebut.
Aturan baru ini berlaku khusus di Meerut, sebuah kota di India, yang memang terkenal dengan nilai-nilai tradisional yang lebih konservatif. Di sana, adat istiadat masih melarang pasangan yang belum menikah untuk tinggal bersama atau bepergian bersama, sesuatu yang dianggap tidak pantas oleh sebagian besar masyarakat.
OYO sendiri mengungkapkan bahwa perubahan kebijakan ini dilakukan setelah menerima tekanan dan tanggapan dari berbagai kelompok masyarakat lokal. Pihak OYO beralasan bahwa meskipun mereka mendukung kebebasan individu, mereka merasa perlu untuk menghormati norma dan nilai budaya setempat.
Tindakan OYO ini memicu kritik pedas dari banyak pihak. Di dunia maya, banyak netizen yang menganggap kebijakan baru ini tidak relevan lagi dengan zaman sekarang. Di tahun 2025, banyak orang yang merasa kebijakan tersebut sudah usang dan tidak sesuai dengan nilai-nilai modern yang semakin berkembang di India.
Selain itu, beberapa orang menganggap bahwa kebijakan ini bersifat diskriminatif, karena pasangan yang belum menikah diperlakukan secara berbeda dari pasangan yang sudah menikah, meskipun mereka membayar untuk layanan yang sama.
Seorang profesional media berusia 25 tahun yang pernah menggunakan layanan OYO di Delhi berkomentar tentang kebijakan ini. Menurutnya, OYO dahulu dikenal dengan tagline “tidak ada pertanyaan” yang berarti bahwa siapapun bisa menginap tanpa perlu memberikan alasan atau status hubungan mereka.
“OYO bukan hanya sebuah jaringan hotel, tetapi juga tempat bagi pasangan yang mencari privasi,” ujar dia, mengingat citra OYO yang lebih inklusif di masa lalu.
Namun, kebijakan baru ini bisa jadi merupakan refleksi dari pergeseran nilai yang sedang terjadi di India, antara budaya tradisional dan masyarakat modern. India sendiri memiliki budaya kolektivis yang kental, di mana nilai-nilai keluarga dan norma sosial sangat dijunjung tinggi. Dalam banyak kasus, pasangan yang belum menikah di India masih dianggap melanggar norma yang berlaku, terutama di daerah-daerah tertentu yang lebih konservatif.
Perubahan kebijakan oleh OYO di Meerut menyoroti perdebatan panjang antara hak individu dan nilai-nilai tradisional. Di satu sisi, ada masyarakat yang mendorong kebebasan pribadi dan hak untuk memilih, tetapi di sisi lain, ada juga kelompok yang mempertahankan adat dan norma yang sudah lama berlaku.
Shagufa Kapadia, seorang profesor di Departemen Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga di Universitas Maharaja Sayajirao, India, menyebutkan bahwa privasi pribadi memang sangat dihargai dalam masyarakat modern, tetapi di India, nilai kolektivisme sering kali lebih dominan.
OYO sendiri mengaku bahwa kebijakan ini hanya berlaku untuk wilayah Meerut dan tidak mencerminkan kebijakan mereka di seluruh India. Menurut Pawas Sharma, kepala wilayah India Utara OYO, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan masukan dari kelompok masyarakat setempat.
"Kami menghormati kebebasan pribadi, tetapi kami juga bertanggung jawab untuk mendengarkan dan bekerja sama dengan masyarakat tempat kami beroperasi," ungkapnya.
Bagi OYO, langkah ini bisa jadi merupakan cara untuk menjaga hubungan baik dengan komunitas lokal di Meerut, meskipun kebijakan tersebut berpotensi mengorbankan citra mereka sebagai tempat yang ramah bagi pasangan yang belum menikah. Namun, banyak pihak yang berpendapat bahwa kebijakan ini justru bisa merusak citra OYO sebagai pelopor tempat penginapan bebas diskriminasi.
Selain OYO, beberapa perusahaan rintisan lainnya seperti Stay Uncle, Brevistay, dan Nestaway juga telah menyediakan layanan penginapan yang ramah bagi pasangan yang belum menikah. Perusahaan-perusahaan ini menawarkan kamar per jam dan properti sewaan yang menjamin akses aman tanpa diskriminasi.
Mereka mengikuti jejak OYO yang sebelumnya menawarkan kebijakan lebih inklusif bagi pasangan yang mencari tempat tinggal sementara tanpa mempertanyakan status hubungan mereka.
Secara keseluruhan, perubahan kebijakan OYO ini membuka diskusi lebih luas mengenai nilai-nilai budaya, kebebasan individu, dan bagaimana perusahaan global beradaptasi dengan norma lokal. Meski OYO berupaya untuk menjaga harmoni dengan masyarakat lokal, kebijakan ini tetap mendapat tantangan dari netizen dan pelanggan setia yang merasa hak privasi mereka terancam.