Sumber foto: Canva

Apa Itu Pekerjaan Ghostwriter?

Tanggal: 14 Agu 2025 11:35 wib.
Pernahkah membaca biografi seorang tokoh ternama, buku motivasi dari seorang CEO sukses, atau artikel blog yang terlihat ditulis oleh selebriti, dan bertanya-tanya, "Apakah dia sendiri yang menulisnya?" Jawabannya seringkali adalah tidak. Di balik banyak karya tulis yang beredar, ada profesi yang bekerja di balik layar, tanpa nama, dan tanpa pengakuan publik. Itulah yang disebut ghostwriter. Secara harfiah, ghostwriter berarti "penulis hantu" karena karyanya tidak mencantumkan namanya. Mereka adalah para profesional yang dibayar untuk menulis konten atas nama orang lain.

Peran dan Fungsi Seorang Ghostwriter

Tugas utama seorang ghostwriter adalah menulis konten yang otentik dan sesuai dengan suara orang lain. Ini bukan sekadar menyalin atau mengedit, melainkan menciptakan karya orisinal mulai dari nol. Prosesnya bisa sangat mendalam, mulai dari wawancara dengan klien, mengumpulkan data, hingga merangkai cerita atau gagasan menjadi sebuah narasi yang koheren. Klien ghostwriter sangat beragam, mulai dari penulis yang sibuk, politisi, selebriti, hingga pebisnis yang ingin mempublikasikan buku atau artikel, tetapi tidak memiliki waktu atau keahlian menulis yang memadai.

Seorang ghostwriter harus memiliki kemampuan untuk "menyelami" pikiran kliennya. Mereka harus bisa mengadopsi gaya bahasa, nada bicara, dan sudut pandang klien seolah-olah merekalah yang menulisnya. Ini adalah keahlian yang membutuhkan kepekaan, riset yang mendalam, dan kemampuan menulis yang sangat adaptif. Tujuannya adalah agar pembaca tidak bisa membedakan mana tulisan yang dibuat oleh klien dan mana yang ditulis oleh ghostwriter.

Jenis-jenis Karya yang Dibuat oleh Ghostwriter

Profesi ghostwriter tidak terbatas pada satu jenis karya saja. Mereka bekerja di berbagai bidang dan menghasilkan beragam konten, antara lain:

Buku: Ini adalah bentuk paling umum dari pekerjaan ghostwriter. Mereka menulis biografi, otobiografi, buku motivasi, buku non-fiksi, hingga novel atas nama penulis lain. Sebagai contoh, seorang CEO mungkin memiliki banyak ide bisnis brilian, tetapi tidak tahu cara menyusunnya menjadi buku yang menarik. Ghostwriter akan mengambil alih tugas ini.

Artikel dan Blog: Banyak tokoh publik atau perusahaan besar menyewa ghostwriter untuk menulis artikel di blog atau media massa. Tujuannya untuk menjaga citra merek pribadi atau perusahaan, dan memastikan konten yang dipublikasikan selalu berkualitas tinggi.

Pidato dan Naskah: Pidato untuk acara formal, presentasi, bahkan naskah untuk film atau serial TV juga bisa ditulis oleh ghostwriter. Seringkali, politisi atau pimpinan perusahaan menggunakan jasa ini untuk memastikan pesan mereka tersampaikan dengan efektif dan persuasif.

Konten Digital: Di era digital, ghostwriter juga berperan dalam membuat konten untuk media sosial, newsletter, atau e-book yang dipublikasikan atas nama klien.

Etika dan Aspek Finansial Profesi Ini

Pekerjaan ghostwriter diatur oleh perjanjian profesional yang ketat. Biasanya, ada kontrak rahasia (NDA) yang ditandatangani, di mana ghostwriter setuju untuk tidak mengungkapkan keterlibatannya dalam sebuah proyek. Klien memiliki hak penuh atas karya tersebut, termasuk hak cipta dan pengakuan publik. Sebagai gantinya, ghostwriter menerima bayaran yang telah disepakati di awal.

Aspek finansial dari profesi ini bervariasi, tergantung pada jenis proyek, tingkat kesulitan, pengalaman ghostwriter, dan reputasi klien. Menulis buku bisa memakan waktu berbulan-bulan, sehingga bayarannya pun jauh lebih besar dibandingkan menulis artikel blog. Bayaran ini bisa berupa honorarium tetap (flat fee) per proyek, atau kombinasi antara honorarium dan royalti dari penjualan buku.

Mengapa Seseorang Membutuhkan Ghostwriter?

Ada beberapa alasan kuat mengapa seseorang memilih menggunakan jasa seorang ghostwriter. Alasan paling umum adalah keterbatasan waktu dan keahlian. Seorang CEO atau selebriti mungkin punya jadwal yang sangat padat, sehingga tidak sempat menulis sendiri. Di sisi lain, mereka mungkin punya ide brilian, tapi tidak memiliki kemampuan menulis yang mumpuni untuk menyusunnya menjadi karya yang terstruktur.

Selain itu, objektivitas juga bisa menjadi alasan. Ghostwriter bisa melihat cerita dari sudut pandang yang lebih objektif, membantu klien menyusun narasi yang lebih kuat, ringkas, dan menarik bagi pembaca. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved