Sumber foto: google

Waspada 5 Ciri Kerupuk yang Mengandung Lilin dan Bahan Berbahaya

Tanggal: 14 Nov 2024 18:25 wib.
Kerupuk telah lama menjadi makanan ringan yang populer dan biasa disantap bersama hidangan berkuah atau gorengan. Harganya yang terjangkau membuat kerupuk selalu diminati oleh banyak orang. Namun, disayangkan bahwa di balik kelezatannya, terdapat ancaman yang perlu diwaspadai, yaitu kerupuk yang dibuat dengan bahan berbahaya seperti lilin atau plastik.

Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri yang bisa membantu kita mengidentifikasi kerupuk yang mengandung bahan-bahan berbahaya agar kita dapat menghindarinya.

1. Warna yang terlalu terang
Kerupuk dengan warna merah atau kuning yang terlalu mencolok perlu diwaspadai, karena warna yang terlalu terang biasanya berasal dari zat pewarna buatan yang tidak aman. Pewarna buatan tersebut dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, terutama jika tidak diperuntukkan bagi makanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan kerupuk yang terlalu mencolok dengan warnanya.

Selain itu, beberapa kerupuk mungkin juga menggunakan pewarna alami yang tidak berbahaya, seperti kunyit untuk memberikan warna kuning. Pembaharuan spektrometer serapan atom membantu mendeteksi kadar zat warna pada kerupuk untuk memastikan keamanan konsumsi.

2. Tekstur yang terlalu renyah
Kerupuk yang terasa sangat renyah dalam jangka waktu yang lama patut dicurigai mengandung bahan tambahan berbahaya, seperti boraks. Boraks merupakan bahan yang seharusnya tidak dimasukkan dalam makanan karena dapat membahayakan kesehatan. Biasanya, kerupuk secara alami akan menjadi lembek jika dibiarkan terlalu lama. Ketika kerupuk tetap terasa sangat renyah dalam waktu lama, ada kemungkinan bahwa tambahan bahan seperti boraks yang digunakan untuk meningkatkan kekerasan dan elastisitas kerupuk, yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, perlu dipastikan bahwa kerupuk yang dikonsumsi memiliki tekstur yang sesuai dengan bahan-bahan yang digunakan.

Melalui pengujian laboratorium, kita dapat memastikan apakah kerupuk mengandung bahan tambahan berbahaya seperti boraks untuk melindungi konsumen dari makanan yang tidak aman. Kita juga bisa mendukung pemerintah dalam meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap penggunaan bahan tambahan dalam produksi makanan.

3. Menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan
Kerupuk yang aman dikonsumsi tidak akan menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman di tenggorokan. Sebaliknya, kerupuk yang mengandung bahan berbahaya seperti lilin atau plastik bisa menimbulkan efek iritasi setelah dikonsumsi. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan reaksi yang timbul setelah mengonsumsi kerupuk, terutama terkait dengan sensasi di tenggorokan.

Pengujian keamanan konsumen perlu dilakukan untuk membuktikan adanya bahan berbahaya seperti lilin atau plastik dalam kerupuk yang bisa membahayakan kesehatan. Bagaimana cara perusahaan memastikan keamanan bahan-bahan yang digunakan dalam produksi kerupuk perlu dijelaskan secara transparan kepada konsumen.

4. Mudah dihancurkan
Kerupuk yang tidak mengandung bahan berbahaya biasanya mudah dihancurkan dengan tangan. Jika kerupuk sulit dihancurkan atau sangat keras, bisa jadi ada bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan tekstur atau daya tahan, yang tentu saja tidak baik bagi kesehatan. Kekerasan kerupuk yang tidak wajar dapat menjadi indikasi adanya bahan tambahan yang berbahaya. Oleh sebab itu, penting bagi produsen untuk memberikan informasi yang jelas mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam produksi.

Pemeriksaan bahan tambahan dalam kerupuk perlu dilakukan secara berkala oleh lembaga pengawas makanan untuk memastikan kualitas dan keamanan kerupuk yang beredar di pasaran. Selain itu, pendidikan kepada produsen dan masyarakat mengenai bahaya bahan tambahan dalam makanan juga penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.

5. Aroma yang menyengat saat dibakar
Cara sederhana untuk menguji kerupuk yang mencurigakan adalah dengan membakarnya. Kerupuk yang mengandung bahan berbahaya seperti plastik atau lilin akan mengeluarkan aroma menyengat ketika dibakar. Aroma tajam tersebut menjadi tanda bahwa kerupuk mengandung bahan yang seharusnya tidak ada dalam makanan. Oleh karena itu, pengujian aroma pada kerupuk dapat menjadi salah satu langkah deteksi dini akan adanya bahan-bahan berbahaya pada kerupuk.

Selain pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah, konsumen juga perlu dilindungi melalui peningkatan edukasi mengenai cara memilih kerupuk yang aman. Sosialisasi melalui media massa dapat membantu masyarakat untuk memahami tanda-tanda kerupuk berbahaya dan cara mengatasinya.

Dengan memperhatikan ciri-ciri di atas, diharapkan konsumen dapat lebih waspada dalam memilih kerupuk yang dikonsumsi. Regulasi yang ketat dan pengawasan yang baik perlu ditingkatkan untuk mencegah peredaran kerupuk berbahaya. Dengan begitu, kita bisa menikmati kerupuk dengan lebih aman dan tanpa khawatir akan kesehatan kita.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved