Sumber foto: Google

Rahasia di Balik Makanan Viral yang Menghebohkan Media Sosial

Tanggal: 22 Jul 2024 22:41 wib.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kuliner telah menyaksikan ledakan fenomena makanan viral yang menghebohkan media sosial. Berbagai makanan dengan bentuk, rasa, dan presentasi unik berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia. Namun, apa sebenarnya rahasia di balik kesuksesan makanan-makanan ini? Mari kita telusuri beberapa faktor yang membuat makanan viral begitu populer.

Pertama, tampilan visual yang memukau. Di era digital ini, orang lebih sering terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di layar ponsel atau komputer. Makanan yang memiliki tampilan menarik, warna cerah, dan presentasi unik cenderung lebih cepat menarik perhatian. Misalnya, unicorn frappuccino dengan warna-warni cerahnya atau burger berlapis emas yang terlihat mewah. Penampilan yang menarik membuat orang tidak hanya ingin mencicipi, tetapi juga memotret dan membagikan pengalaman mereka di media sosial.

Kedua, inovasi dalam rasa dan tekstur. Makanan viral sering kali menawarkan kombinasi rasa dan tekstur yang tidak biasa. Misalnya, es krim dengan rasa sushi atau kue dengan isian bubble tea. Kombinasi unik ini membuat orang penasaran untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda dari biasanya. Selain itu, inovasi dalam rasa dan tekstur ini juga memberikan pengalaman makan yang lebih kaya dan memuaskan.

Ketiga, kisah di balik makanan. Banyak makanan viral memiliki cerita menarik yang menyertainya. Cerita ini bisa berupa sejarah asal-usul makanan, proses pembuatan yang unik, atau bahkan kisah inspiratif dari pembuatnya. Misalnya, roti sourdough yang populer selama pandemi COVID-19, di mana banyak orang berbagi kisah tentang membuat roti sendiri di rumah sebagai cara mengatasi stres. Kisah-kisah ini memberikan nilai tambah dan membuat makanan tersebut lebih berarti bagi konsumen.

Keempat, kekuatan influencer dan selebriti. Tidak bisa dipungkiri bahwa influencer dan selebriti memiliki peran besar dalam membuat makanan menjadi viral. Ketika seorang influencer atau selebriti terkenal memposting foto atau video tentang makanan tertentu, pengikut mereka akan tertarik untuk mencoba dan membagikan pengalaman mereka sendiri. Misalnya, ketika Kylie Jenner memposting tentang minuman khas Starbucks favoritnya, langsung saja minuman tersebut menjadi tren di kalangan penggemarnya.

Kelima, efek FOMO (Fear of Missing Out). Banyak orang tidak ingin ketinggalan tren terbaru, termasuk tren makanan. Ketika melihat teman-teman mereka atau orang lain di media sosial mencoba makanan viral, mereka merasa perlu untuk ikut mencoba agar tidak ketinggalan. Efek FOMO ini sering kali mendorong orang untuk berpartisipasi dalam tren makanan viral dan membagikan pengalaman mereka di media sosial.

Keenam, kemudahan akses dan reproduksi. Makanan viral sering kali mudah diakses atau direproduksi. Misalnya, resep-resep makanan viral sering kali dibagikan secara luas di internet, sehingga orang bisa mencobanya sendiri di rumah. Selain itu, banyak makanan viral yang dijual di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti kafe atau restoran populer. Kemudahan akses ini membuat lebih banyak orang bisa mencoba dan merasakan sensasi dari makanan viral tersebut.

Ketujuh, faktor kejutan dan keunikan. Makanan viral sering kali menawarkan elemen kejutan atau keunikan yang tidak terduga. Misalnya, ramen burger yang menggabungkan dua jenis makanan yang berbeda menjadi satu hidangan baru yang mengejutkan dan menarik perhatian. Kejutan dan keunikan ini membuat makanan tersebut lebih menarik dan menjadi bahan pembicaraan di media sosial.

Kedelapan, strategi pemasaran yang cerdas. Banyak makanan viral berhasil karena didukung oleh strategi pemasaran yang cerdas. Misalnya, kampanye pemasaran yang melibatkan giveaway, kolaborasi dengan influencer, atau penggunaan hashtag yang menarik. Strategi ini membantu makanan tersebut lebih cepat dikenal dan menyebar di kalangan pengguna media sosial.

Kesembilan, daya tarik nostalgia. Beberapa makanan viral mengandalkan daya tarik nostalgia untuk menarik perhatian. Misalnya, makanan dengan rasa atau bentuk yang mengingatkan orang pada masa kecil mereka. Nostalgia ini memberikan perasaan nyaman dan menyenangkan, sehingga orang lebih tertarik untuk mencoba dan berbagi pengalaman mereka.

Kesepuluh, interaktivitas dan partisipasi. Makanan viral sering kali mendorong interaktivitas dan partisipasi dari konsumen. Misalnya, makanan DIY (Do It Yourself) yang memungkinkan konsumen untuk meracik atau menghias makanan mereka sendiri. Interaktivitas ini membuat pengalaman makan menjadi lebih menyenangkan dan personal, serta mendorong orang untuk berbagi hasil kreasi mereka di media sosial.

Dalam kesimpulannya, makanan viral tidak hanya tentang rasa atau bentuk, tetapi juga tentang bagaimana makanan tersebut dapat menarik perhatian dan membangkitkan emosi konsumen melalui berbagai cara. Dengan memahami rahasia di balik makanan viral ini, kita bisa lebih menghargai keunikan dan kreativitas yang ada di dunia kuliner.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved