Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Mengumumkan Pengunduran Diri

Tanggal: 7 Jan 2025 11:13 wib.
Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya pada Senin (6/1/2025), mengakhiri masa jabatannya selama hampir 9 tahun. Trudeau juga menyatakan niatnya untuk tetap menjabat sampai Partai Liberal memilih pemimpin baru, serta Parlemen akan ditangguhkan hingga 24 Maret.

Trudeau menjelaskan keputusannya dalam konferensi persnya, di mana dia mengatakan bahwa tidak akan menjadi pilihan terbaik dalam pemilihan pemimpin Partai Liberal. Dia meminta presiden Partai Liberal untuk memulai proses pemilihan pemimpin, dengan menyatakan bahwa Kanada layak mendapatkan pemimpin utama dalam pemilihan berikutnya.

Presiden Partai Liberal, Sachit Mehra, mengumumkan bahwa pertemuan dewan direksi partai akan segera digelar pekan ini untuk memulai proses pemilihan pemimpin partai baru, sementara kaum liberal di seluruh Kanada turut mengucapkan terima kasih kepada Trudeau.

Pada sisi lain, parlemen yang semestinya kembali bersidang pada 27 Januari akan ditunda hingga 24 Maret, memberikan ruang bagi pemilihan pemimpin baru Partai Liberal. Namun, rencana ini menimbulkan reaksi dari tiga partai oposisi utama yang menyatakan niatnya untuk menggulingkan Partai Liberal melalui mosi tidak percaya saat Parlemen kembali bersidang, dengan tujuan agar pemilu dapat dilaksanakan setelah Partai Liberal memiliki pemimpin baru.

Popularitas Trudeau sendiri telah menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat sejumlah masalah, antara lain lonjakan biaya pangan, perumahan, dan migran. Kritik juga datang dari pemimpin oposisi, Jagmeet Singh, yang menyatakan bahwa siapapun calon Liberal berikutnya tidak pantas mendapatkan kesempatan lagi karena mereka dianggap telah mengecewakan rakyat.

Dinamika politik di Kanada juga dipengaruhi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Adanya ancaman tarif 25 persen pada barang-barang Kanada telah mewarnai dinamika politik di negara tersebut. Wakil PM Chrystia Freeland pun mengundurkan diri pada Desember 2024 dengan alasan kegagalan Trudeau menanggapi ancaman tarif dari Trump. Namun, kritik tersebut juga dianggap sebagai bagian dari strategi politik domestik untuk meraih kekuasaan, dengan Freeland berpotensi menjadi penerus Partai Liberal jika Trudeau mundur.

Pada sisi lain, Trump sendiri secara tidak benar mengklaim bahwa Kanada bergantung pada subsidi AS agar tetap bertahan, serta mengejek Trudeau sebagai gubernur negara bagian AS ke-51, bukan PM. Sikap bungkam Trudeau dalam beberapa minggu terakhir juga menuai kritik, dengan sejumlah pihak menginterpretasikan keheningannya sebagai kelemahan posisinya saat ini.

Kemunduran Trudeau menyisakan sejumlah ketidakpastian di kancah politik Kanada, terutama terkait dengan proses pemilihan pemimpin baru Partai Liberal dan dampaknya terhadap dinamika politik domestik dan hubungan internasional negara tersebut. Selain itu, penurunan popularitas Trudeau dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan adanya pergeseran opini publik terhadap kebijakan dan kepemimpinan di Kanada, serta potensi munculnya sosok-sosok baru yang akan mempengaruhi arah politik negara tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved