Pak Luhut! Jangan Durian Aja, Bantu Digitalisasi Kopi Juga
Tanggal: 2 Agu 2024 22:07 wib.
Baru-baru ini, Indonesia dikagetkan dengan kabar tentang digitalisasi hasil komoditas pertanian seperti durian. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan keinginannya untuk memperbarui sistem perdagangan ekspor durian melalui digitalisasi mengingat potensi besar ekspor durian dari Indonesia.
Luhut mengungkapkan keinginannya untuk mendigitalisasi tata niaga ekspor durian kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Hal ini dia sampaikan dalam acara Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah Melalui Simbara di Kantor Kemenkeu, Jakarta, pada Senin (22/7/2024).
Menurut Luhut, dengan perbaikan tata niaga yang terstruktur dan transparan melalui digitalisasi, nilai tambah durian akan meningkat. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif pada kesejahteraan petani.
Peningkatan signifikan tercatat dalam nilai ekspor durian pada tahun 2023, yang melonjak hampir 515% menjadi US$ 1,11 juta. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 514,92% dari tahun sebelumnya, yaitu US$ 932 ribu pada tahun 2022.
Namun, situasi berbeda terjadi pada ekspor kopi. Data menunjukkan adanya penurunan ekspor kopi, terutama pada tahun 2023.
Total ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan sebesar 36,3% menjadi 276,3 ribu ton atau setara dengan US$ 916,6 ribu. Penurunan ini disebabkan oleh produksi kopi yang terdampak oleh fenomena El Nino, yang mengakibatkan kemarau panjang. Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi petani dan pengusaha sektor kopi untuk menjaga produksi mereka.
Mendengar kabar tentang digitalisasi durian yang begitu besar, kita harus mempertanyakan apakah digitalisasi ini juga dapat diterapkan pada komoditas lain, seperti kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki potensi besar untuk diekspor.
Sebuah langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong digitalisasi tata niaga ekspor kopi. Dengan bantuan digitalisasi, transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasok kopi dapat ditingkatkan. Hal ini dapat membantu para petani kopi untuk mendapatkan harga yang lebih adil dan memperkuat posisi mereka dalam tata niaga global.
Melalui digitalisasi, data produksi dan kualitas kopi dapat termonitor dengan lebih baik. Sehingga dapat membantu petani dan pengusaha kopi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi. Selain itu, memiliki akses yang lebih mudah ke pasar global melalui platform digital juga akan membantu meningkatkan nilai tambah kopi Indonesia di kancah global.
Pengembangan digitalisasi ini dapat mendukung peningkatan ekspor kopi Indonesia. Mulai dari proses penanaman, pengolahan, hingga pemasaran, digitalisasi dapat memberikan manfaat besar kepada seluruh rantai pasok kopi.
Digitalisasi juga dapat membantu mengurangi biaya operasional dan logistik, karena proses perdagangan kopi bisa menjadi lebih efisien. Dengan digitalisasi, perdagangan kopi dapat dilakukan secara online dengan proses yang lebih cepat dan efisien.
Pemerintah perlu memberikan dukungan dalam hal pembangunan infrastruktur digital yang mampu menjangkau wilayah-wilayah penghasil kopi di seluruh Indonesia. Langkah ini akan membantu para petani kopi untuk terhubung dengan pasar global, menciptakan peluang ekspor kopi yang lebih besar.
Dalam menghadapi tantangan digitalisasi, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, pelaku industri, dan para pemangku kepentingan terkait agar upaya digitalisasi ini dapat terlaksana dengan sukses.