Berburu Kuliner langka saat Mudik Lebaran
Tanggal: 2 Jul 2017 00:21 wib.
Tampang.com- Mudik lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, walaupun banyak sekali rintangan dari kemacetan arus mudik,kehabisan tiket dll, semua itu tak mengurangi semangat untuk mudik pulang ke kampung halaman berlebaran bersama keluarga. Mudik lebaran mempunyai keasyikan tersendiri yang dirasakan oleh mereka yang mudik, walaupun kadang – kadang membuat sebagian masyarakat yang tidak mempunyai kampung halaman yang jauh merasa iri karena ingin merasakan keseruan mudik.
Ya memang mudik lebaran sangatlah mengasikkan walaupun banyak biaya dan kemacetan badan capek semua tertutup dengan kerinduan kita akan kampung. Surabaya adalah salah satu jalur mudik lebaran yang sangat padat. Tiket kereta sudah habis begitu dibuka penjualan tiket secara online, tiket bis dan pesawat pun habis terjual ludes. Surabaya kota pahlawan saat lebaran pun masih sangat ramai,memang tidak sepadat dihari aktivitas biasa, tapi kota yang selalu saja ramai 24 jam walau malam hari.
Kota pahlawan ini sangat banyak mempunyai makanan khas yang perlu di buru, mereka yang mudik pun selalu berburu makanan khas kota pahlawan. Makanan yang sering dicari oleh pemudik lebaran biasanya, rujak cingur, nasi rawon, nasi pecel, lontong kupang, lontong balap, tahu campur, dan tahu tek. Hampir semua makanan khas kota Pahlawan ini jualan di hari lebaran guna memberikan kepuasan buat para pemudik lebaran.
Kota Pahlawan yang tidak pernah tidur ini selalu menyediakan makanan khas mereka walaupun malam hari. Tapi dari semua makanan khas kota Pahlawan tersebut ada satu yang sangat langkah dan susah dijumpai, walaupun dihari biasa, ya Lontong Balap Surabaya. Makanan yang terdiri dari lontong mie,cambah, tahu dan kuahnya sudah di berikan bumbu sampa petis khas Surabaya, disertai pelengkapnya sate kerang dan lento (terbuat dari singkong dan kacang tanah).
Ya makanan yang satu ini sangatlah langkah hanya 2 tempat kuliner yang menyediakan makanan tersebut (lontong balap Surabaya). Kuliner di Jalan Semarang, Surabaya dan pusat kuliner di sekitar Balaikota Surabaya. Sangat susah di cari makanan khas tersebut sekarang ini walaupun dikota asalnya, karena faktor yang memasaknya sudah meninggal dan tidak ada yang meneruskan, sehingga menjadi langka. Semoga makan khas dari daerah – daerah masih tetap ada yang melanjutkan dan menjadi cirikan daerah tersebut dan tetap kita harus lestarikan.