5 Makanan Ini Dulunya Terkesan Murahan, Kini ...

Tanggal: 15 Sep 2017 11:27 wib.
Tampang.com - Berbeda jenis makanannya, berbeda pula harganya. Makanan yang mahal dipatok karena ada alasan yang melatarinya.

 

Namun, ternyata ada pula makanan yang sebelumnya terkenal murahan, kini menjadi makanan mewah berbintang. Berikut 5 makanan mewah yang naik kasta dari makanan murah, seperti dilansir dari laman AsiaOne.

 

1. Foie Gras



Foie Gras atau hati lemak angsa merupakan salah satu hidangan mewah khas Prancis. Meskipun dikecam cara pengolahannya yang dinilai menganiaya, namun makanan ini tetap digemari dan bernilai tinggi. Harga satu kilogram lemak angsa itu bisa mencapai Rp 795 ribu.

Foie gras awalnya dikenal orang Mesir Kuno dan Romawi. Saat itu angsa sudah menjadi salah satu sumber makanan bangsa itu. Namun pada masa itu, hati lemak angsa tidak dianggap sebagai salah satu makanan yang mewah.

Foie gras mendapatkan keunggulan saat masa Renaisans di Eropa. Pada saat itu, foie gras telah digunakan sebagai sumber lemak halal bagi orang Yahudi pada Abad Pertengahan. Walau begitu, harganya masih murah.

Saat terjadi ledakan kuliner pada masa Renaisans, orang mulai ahli mengolah makanan menjadi bentuk seni. Saat itulah orang menyadari cita rasa foie gras yang indah. Secara bertahap foie gras pun menjadi salah satu makanan mewah yang biasa disajikan untuk para bangsawan.

2. Monkfish



Monkfish adalah ikan karnivora, mulutnya besar dan bergigi. Jika dilihat dari tampilannya, monkfish ini tak terlihat mewah.

Ikan ini menyelam hingga ke dasar laut. Habitatnya di Samudra Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania. Ikan dari ordo Lophiiformes ini terlihat mencolok dengan bagian kepala yang besar dan lebar.

Hingga tahun 1980, monkfish dianggap sebagai ikan tidak berharga. Di New England, ketika ikan bergigi itu terjebak jaring, para nelayan akan melemparkannya kembali. Di Prancis, ikan monkfish pernah dilarang dijual dengan kepala terpasang, saking mengerikannya bentuk ikan ini.

Namun beberapa tahun kemudian, beberapa koki berksperimen dengan ikan itu. Menurut mereka, rasa ikan monkfish mirip dengan rasa foie gras. Apresiasi pun datang kepada ikan monkfish.

Saat ini ikan monkfish menjadi salah satu pilihan makanan pokok menu makan malam restoran mewah. Harganya bisa mencapai Rp 1 jutaan perkilo.

3. Sushi



Nigiri sushi adalah sushi paling tradisional yang hanya terdiri dari ikan dan nasi. Walau tradisional, hidangan itu bukan hidangan yang murah bila kamu menyantapnya di restoran sushi.

Seseorang bisa saja merogoh kocek Rp 10 juta untuk menyantap masakan sushi di sebuah restoran Jepang.

Nigiri sushi bukan menjadi makanan mahal dulu. Nigiri sushi hanyalah cara untuk menyimpan ikan agar lebih tahan lama. Saat itu tidak ada lemari pendingin, sehingga ikan dibungkus di nasi dan cuka agar tetap awet.

Setelah disimpan beberapa bulan, orang akan membuang nasi bersama ikan, namun ikannya dimakan. Baru beberapa waktu kemudian, nasinya pun ikut disantap dengan si ikan.

Pada abad 18 dan 19, sushi merupakan "makanan jalanan" di Jepang. Harganya pun tidak terlalu mahal. Sushi mulai menangkap minat internasional antara tahun 1950an dan 1960an, yang membuat nilai jualnya pun semakin meningkat.

Sushi mahal meledak di pasaran pada tahun 1980an. Saat itu, sushi menjadi makanan pilihan di kalangan eksekutif dan elite budaya.

4. Oyster



Oyster atau tiram dianggap makanan untuk orang miskin pada awal abad ke 19. Makanan itu hanya diberikan kepada narapidana, anak-anak tunawisma, dan yatim piatu.

Di Inggris, orang hanya membelinya bila merasa putus asa dengan keuangan mereka. Tiram dianggap makanan yang murah, tidak terlalu bergizi, dan mampu mengirim Anda ke toilet berjam-jam. Tiram bahkan dianggap sebagai burger pinggir jalan di era Industri.

Kemudian bencana melanda. Menjelang akhir abad 19, pencemaran saluran air di Inggris mulai membunuh tiram berbondong-bondong karena saat itu tidak ada yang mengerti ekologi.

Solusi masalah tiram itu adalah mengambil tiram dari negara lain dan hanya membuangnya ke dalam air. Tiram dari negeri tetangga pun tidak banyak yang bertahan. Pencemaran air itu pun membunuh lebih banyak tiram lokal dan tiram semakin langka ditemukan.

Nilai kelangkaan ekonomi tiram pun berdampak pada kenaikan harga tiram. Orang kaya mulai memakannya, karena memakan tiram menunjukan berapa banyak uang yang bisa seseorang keluarkan untuk mengkonsumsi sesuatu yang langka. Saat ini harga tiram pun naik dan bisa mencapai Rp 80 – 160 ribu per tiram.

5. Lobster



Dulu lobster dianggap sebagai kecoaknya samudra. Lobster dianggap sangat kotor. Pada pemberontakan di Maine, para pelayan dipaksa memakannya. Saat itu memaksa memakannya selama sepekan tiga kali menjadi salah satu bentuk penganiayaan bagi orang.

Namun hal itu sudah berubah. Berbeda dengan dulu, dimana orang akan memakan lobster yang mati di pantai, saat ini orang akan mengkonsumsi lobster yang dididihkan hidup hidup atau paling tidak lobster yang masih segar.

Ketidaktahuan orang yang tinggal jauh dari laut pun dimanfaatkan oleh pedagang yang licik. Pedagang itu menipu warga yang tidak pernah melihat lobster sebelumnya dengan mengatakan lobster adalah makhluk yang eksotis dan bernilai tinggi. Saat ini lobster dapat dibeli seharga Rp 400 ribu perkilo. Walaupun tetap sebagai makanan yang mahal, harga lobster bervariasi sesuai musim dan pasokannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved