Sumber foto: iStock

Waspada! Penipuan Online Kian Marak, Kenali Modusnya Sebelum Jadi Korban!

Tanggal: 15 Mar 2025 20:56 wib.
Perkembangan teknologi yang pesat juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah maraknya penipuan online. Seiring dengan kemajuan digital, para penjahat siber semakin kreatif dalam menciptakan modus operandi yang menipu. Mereka sering kali mengincar masyarakat yang kurang waspada, memanfaatkan momen ketidakberdayaan untuk mengambil uang korban dengan berbagai cara yang licik dan menipu. 

Sebuah laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hingga 9 Februari 2025, terdapat 42.257 laporan penipuan yang diterima, di mana sebanyak 40.936 kasus sudah terverifikasi. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir saja, kerugian yang dialami masyarakat akibat penipuan online mencapai angka fantastis, yaitu Rp 700 miliar. Ini menunjukkan betapa seriusnya fenomena penipuan online yang tengah marak di Indonesia. 

Modus penipuan yang paling banyak dilaporkan adalah penipuan dalam transaksi belanja online. Penipuan ini dilakukan dengan cara menjual barang yang tidak pernah ada, namun terlihat meyakinkan dari gambar dan deskripsi yang disajikan. Selain itu, modus penipuan yang mengatasnamakan investasi dan tawaran hadiah juga semakin banyak ditemukan, terutama di kalangan pengguna media sosial. Para penipu sering kali menggunakan akun palsu di platform seperti Instagram untuk menjaring korban, menjadikan modus operandi mereka semakin sulit dideteksi.

Penipuan online tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga membawa dampak emosional yang cukup besar bagi korban. Rasa percaya diri dan keamanan yang awalnya ada, bisa lenyap seketika setelah mengalami penipuan. Tren ini semakin mengkhawatirkan, sehingga banyak pihak, termasuk industri perbankan, mengambil langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko penipuan.

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengambil peran aktif dalam edukasi dan sosialisasi kepada nasabahnya. BRI mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap modus penipuan yang mengandalkan teknik social engineering, yang memanfaatkan kelemahan psikologis manusia seperti rasa ingin tahu, ketergesaan, atau kelengahan. Jika nasabah tidak waspada, mereka bisa menjadi korban tanpa menyadari bahaya yang mengintai.

Untuk melindungi nasabah, BRI menerapkan tiga komponen utama, yaitu proses, teknologi, dan sumber daya manusia (people). Mereka melakukan pengembangan aplikasi yang lebih aman untuk memastikan transaksi yang dilakukan nasabah terlindungi dari risiko penipuan. Selain itu, BRI juga terus berupaya meningkatkan kesadaran nasabah mengenai bahaya social engineering, baik bagi karyawan BRI maupun pengguna layanan perbankan.

BRI merangkum beberapa bentuk social engineering yang dapat menjerat nasabahnya:

1. Phishing Melalui Situs Palsu  

   Para penipu seringkali membuat halaman login yang menyerupai sistem perbankan resmi. Dengan cara ini, mereka berusaha mencuri kredensial pengguna, seperti username dan password.

2. URL Website yang Menyerupai  

   Penjahat siber juga menggunakan alamat web yang mirip, misalnya berusaha menjadikan alamat palsu sebagai qlola.bri.co.id, untuk menipu nasabah agar memberikan informasi berharga mereka.

3. Smishing (SMS Phishing)  

   Penipuan ini dilakukan dengan cara mengirimkan pesan SMS yang mengatasnamakan BRI atau QLola by BRI. Dalam pesan tersebut, biasanya terdapat tautan yang jika di-klik dapat mencuri data pribadi atau mengarahkan korban ke situs palsu.

4. Vishing (Voice Phishing)  

   Dalam modus ini, penipu menelepon korban dengan berpura-pura menjadi petugas bank dan meminta data pribadi, seperti One Time Password (OTP) atau Personal Identification Number (PIN).

5. Fake Customer Support  

   Penipu sering berpura-pura sebagai tim dukungan pelanggan untuk meminta informasi sensitif dari korban, atau menyarankan agar korban mengunjungi situs palsu.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran nasabah mengenai keamanan transaksi online, BRI juga menekankan pentingnya akses melalui website resmi QLola by BRI (qlola.bri.co.id). Nasabah harus waspada dan selalu memverifikasi setiap informasi yang dirasa mencurigakan. Jika ada keraguan, sangat disarankan untuk langsung menghubungi institusi yang bersangkutan untuk memastikan validitas informasi tersebut. 

Nasabah BRI dapat menghubungi layanan Contact BRI di nomor telepon 1500017 atau melalui kanal komunikasi lainnya yang telah disediakan. Dengan pendekatan edukatif dan preventive, BRI berharap masyarakat dapat lebih berdaya dan terhindar dari jeratan penipuan online. Selain itu, untuk mempermudah aktivitas transaksi perusahaan, BRI menawarkan QLola by BRI yang lebih mudah dan praktis. Pelajari lebih lanjut tentang layanan ini dan jaga keamanan informasi pribadi Anda!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved