Viral Seorang Anak di Nias Selatan Diduga Disiksa Keluarganya, Kedua Kakinya Patah
Tanggal: 28 Jan 2025 12:14 wib.
Tampang.com | Sebuah kisah mengerikan hadir dari Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, di mana seorang anak perempuan berusia 10 tahun, yang dalam artikel ini dipanggil dengan nama fiktif Bunga, mengalami perlakuan kejam dari anggota keluarganya. Selama bertahun-tahun, ia menjalani siksaan yang mengerikan yang akhirnya menyebabkan kedua kakinya patah dengan cara yang sangat menyakitkan.
Kejadian tragis ini terungkap setelah Bunga berusaha melarikan diri dari tempat tinggalnya dan berhasil bercerita kepada seseorang tentang penderitaannya. Kisahnya kemudian diunggah oleh akun Facebook bernama Lider Giawa pada Minggu (26/1/2025) dan menjadi viral.
Tulisan di akun tersebut mengungkapkan ketidakadilan yang dialami oleh Bunga, yang disiksa oleh Kakek, Nenek, Bapak, dan Tante-nya. Detail penyiksaan yang dialami Bunga dikemukakan dalam unggahan tersebut, dengan disertai foto si anak. Menurut pemilik akun, Bunga mengalami penyiksaan ini sejak ia masih sangat kecil, dan meskipun sebelumnya kasus ini pernah dilaporkan ke Polres Nias Selatan, tidak ada tindak lanjut yang dilakukan.
Unggahan tersebut juga menyatakan bahwa Bunga pernah dilaporkan ke Polres Nias Selatan ketika salah satu kakinya sudah patah, namun tidak ada penanganan lebih lanjut. Namun, kini kondisinya berbeda karena Bunga telah mampu memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
Dalam keterangan selanjutnya, Lider Giawa juga menyebut bahwa kakinya diinjak oleh Bapak dan Tantenya. Dari pengakuan Bunga, tindakan tersebut dilakukan melalui penyiksaan yang sangat kejam. Bahkan, Bunga mengungkapkan bahwa saat Kapolres datang beberapa tahun lalu, ia tidak bisa berbicara ketika kakinya diinjak oleh Bapaknya. Bahkan, kakinya yang lain dipatahkan oleh Tantenya dengan cara yang sangat sadis.
Namun, ketika dikonfirmasi kepada Humas Polres Nias Selatan, Bripda M Diwan Hulu membantah adanya laporan terkait kasus ini sebelumnya. Menurutnya, belum pernah ada laporan terkait kasus yang menimpa Bunga. Namun, Bripda M Diwan Hulu menyatakan bahwa Bunga telah dijemput oleh Kapolres Nias Selatan untuk dirawat di rumah sakit dan mendapat konseling untuk pemulihan mental.
Terlepas dari pernyataan tersebut, polisi sedang menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab patahnya kedua kaki Bunga akibat tindakan kekerasan dari keluarganya. Mereka berkomitmen untuk memberikan informasi lebih lanjut jika ada perkembangan dalam penyelidikan ini.
Kisah tragis Bunga menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan perlindungan anak dan perlunya penanganan serius terhadap kasus-kasus kekerasan dalam lingkungan keluarga. Masyarakat dituntut untuk mengambil peran aktif dalam mengawasi dan melindungi anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Hal ini mengingatkan kita bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan anak-anak di sekitar kita.