Terungkap! Modus Maling M-Banking yang Canggih dan Cara Ampuh Lindungi Rekening Anda
Tanggal: 19 Jan 2025 20:28 wib.
Di era digital saat ini, kemudahan melakukan transaksi perbankan melalui M-banking semakin diminati oleh banyak orang. Fitur ini memudahkan para nasabah untuk melakukan berbagai transaksi, mulai dari transfer uang hingga pembayaran tagihan, hanya dengan menggunakan ponsel pintar. Namun, kemudahan ini juga membuka celah bagi para penjahat siber untuk melakukan kejahatan, terutama pencurian data pribadi dan penipuan melalui M-banking.
Sebagaimana dicatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meskipun M-banking memberikan kenyamanan, ada sejumlah modus kejahatan yang semakin canggih yang menyasar pengguna M-banking.
Salah satu metode penipuan yang paling banyak ditemui adalah phishing atau pencurian data pribadi melalui teknik manipulasi. Pelaku akan berusaha mendapatkan data pribadi nasabah dengan mengelabui mereka, seperti mengirimkan link yang mengarah ke halaman palsu yang terlihat mirip dengan aplikasi perbankan atau website resmi bank.
Selain phishing, ada pula modus lain yang dikenal dengan nama impersonation. Dalam modus ini, pelaku akan berpura-pura menjadi entitas tertentu, seperti perusahaan investasi atau lembaga finansial, untuk mencuri uang korban. Penipuan jenis ini sangat berbahaya karena korban yang terjebak akan menganggap bahwa mereka bertransaksi dengan pihak yang sah dan terpercaya.
Menurut temuan terbaru dari OJK, ada lebih dari 340 link penipuan dengan modus impersonation yang ditemukan di berbagai platform online, termasuk Telegram, WhatsApp, dan Instagram. Platform Telegram menjadi tempat yang paling banyak digunakan dengan lebih dari 100 link penipuan. Modus ini juga menyebar ke berbagai platform lain, termasuk website dan aplikasi media sosial, yang semakin memperlihatkan betapa seriusnya ancaman ini bagi para pengguna M-banking.
Untuk menghindari menjadi korban kejahatan ini, OJK memberikan sejumlah tips yang perlu diperhatikan oleh nasabah. Salah satunya adalah dengan menjaga kerahasiaan data pribadi, terutama kode akses dan nomor PIN. Jangan pernah memberikan informasi tersebut kepada orang lain, dan pastikan untuk tidak mencatatnya di tempat yang mudah diakses oleh orang lain.
Selain itu, OJK juga menyarankan agar nasabah selalu memeriksa setiap transaksi dengan cermat sebelum melakukan konfirmasi. Transaksi yang terlihat mencurigakan harus segera ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada pihak bank. Setiap kali melakukan transaksi, pastikan untuk menunggu beberapa saat untuk menerima konfirmasi atau respon balik dari transaksi tersebut.
Tidak hanya itu, nasabah juga harus waspada terhadap potensi ancaman yang berasal dari aplikasi yang mungkin mengandung malware atau spam. Aplikasi-aplikasi ini dapat mencuri data pribadi dan menyalahgunakannya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menghindari melakukan transaksi di tempat umum seperti warnet atau menggunakan WIFI gratis yang rentan terhadap pencurian data.
Beberapa tips lainnya termasuk memastikan untuk log out setelah selesai melakukan transaksi di internet banking, mengganti PIN jika merasa ada orang lain yang mengetahui kode akses, serta segera melaporkan kehilangan SIM Card kepada pihak bank jika terjadi kehilangan atau pencurian. Jika Anda berganti ponsel, pastikan untuk menghapus seluruh data dari ponsel lama untuk mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, OJK juga memberikan peringatan bagi para nasabah untuk selalu berhati-hati dengan pesan atau link yang diterima, terutama yang mengarah ke aplikasi atau situs yang mencurigakan. Jangan terburu-buru untuk memasukkan informasi pribadi, dan pastikan bahwa website yang Anda tuju adalah situs resmi dan aman.
Sebagai langkah pencegahan, nasabah disarankan untuk selalu menggunakan password yang kuat dan unik untuk akun perbankan mereka, serta mengaktifkan two-factor authentication (2FA) bila memungkinkan. Fitur ini memberikan lapisan keamanan tambahan untuk melindungi akun Anda dari akses yang tidak sah.
Melindungi akun M-banking Anda memang membutuhkan kewaspadaan ekstra. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah yang disarankan oleh OJK dan mengedukasi diri sendiri tentang berbagai modus penipuan yang ada, Anda bisa mengurangi risiko menjadi korban pencurian data pribadi atau penipuan online.
Dengan semakin banyaknya kasus penipuan yang terjadi, penting untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya pada tawaran atau informasi yang tidak jelas. Jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan transaksi atau aktivitas yang terjadi pada rekening Anda, segera hubungi bank untuk melaporkan kejadian tersebut dan meminta bantuan lebih lanjut.