Sumber foto: iStock

Terbongkar! 50 Juta Dosis Obat Palsu Disita dari 90 Negara, Termasuk Obat Diet Populer

Tanggal: 30 Jun 2025 10:10 wib.
Dalam operasi besar-besaran yang dilakukan secara global, kepolisian dari berbagai negara berhasil menyita obat-obatan palsu dan ilegal senilai lebih dari US$ 65 juta atau setara dengan Rp 1 triliun. Operasi ini dilaksanakan untuk menanggulangi semakin masifnya peredaran obat murah yang tidak resmi dan dijual secara daring, termasuk lewat media sosial.

Operasi internasional ini dikoordinasikan oleh Interpol, organisasi kepolisian kriminal internasional, dan berlangsung dari bulan Desember hingga Mei. Hasilnya cukup mengejutkan: otoritas dari 90 negara, termasuk 16 negara anggota Uni Eropa, berhasil mengamankan sekitar 50,4 juta dosis obat-obatan yang dipalsukan, tidak memiliki izin edar, atau telah diselewengkan.


Obat Diet dan Suplemen Palsu Menjadi Sasaran Utama

Melansir dari Euronews, salah satu fokus penyitaan terbesar di Eropa adalah pada obat penurun berat badan dan suplemen peptida yang tidak memiliki persetujuan resmi. Fenomena ini menunjukkan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap produk kosmetik dan obat kuat yang menjanjikan perubahan fisik instan.

Menurut Alfonso Mejuto Rodríguez, pejabat Interpol yang memimpin jaringan kejahatan internasional, penyebaran obat-obatan ilegal kini semakin sulit dikendalikan karena penjualannya tidak hanya melalui dark web, tetapi juga secara terang-terangan di platform online dan media sosial. “Tak perlu repot masuk dark web. Iklan-iklan obat palsu kini mudah ditemukan di internet,” ujarnya kepada Euronews Health.


Bahaya Tersembunyi di Balik Obat Daring

Obat-obatan ilegal yang beredar ini kerap dipasarkan dengan janji-janji kesehatan, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan stamina, atau memperbaiki penampilan. Namun, komposisi kandungan dalam produk tersebut umumnya tidak diketahui dengan jelas, dan hal ini bisa membahayakan konsumen.

Rodríguez memperingatkan bahwa risiko terbesar dari obat ilegal adalah ketidakpastian bahan aktifnya. Pembeli sering kali tidak mengetahui dengan pasti apa yang mereka konsumsi, sehingga efek samping hingga kematian bisa terjadi sewaktu-waktu.


Perhatian Khusus pada Obat Palsu Anti-Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) telah memberikan peringatan serius terkait maraknya peredaran semaglutida palsu. Zat aktif ini biasanya ditemukan dalam Ozempic dan Wegovy, dua obat populer yang digunakan untuk mengatasi obesitas dan diabetes tipe 2. Kepopuleran kedua obat tersebut membuatnya menjadi target empuk bagi produsen obat ilegal.


Jenis Obat yang Paling Banyak Disita

Interpol mencatat bahwa psikostimulan, obat penenang untuk gangguan kecemasan, serta obat untuk penyakit Parkinson menjadi kategori yang paling banyak disita selama operasi berlangsung. Selain itu, obat disfungsi ereksi juga menjadi salah satu yang paling sering ditemukan dalam bentuk palsu atau tidak sah.

Kategori lain yang masuk daftar temuan Interpol meliputi:



Steroid anabolik


Obat anti-merokok


Produk dermatologis (kulit)


Suplemen herbal dan kesehatan umum


Obat-obatan psikotropika untuk gangguan mental



Tak hanya itu, dalam sejumlah negara seperti Bulgaria, Prancis, Irlandia, dan Swedia, polisi juga menyita obat pereda nyeri berbahan opioid seperti oxycodone, yang memiliki risiko tinggi menyebabkan kecanduan.


Dampak Fatal dari Obat Palsu

Penjualan obat palsu bukan sekadar tindak kriminal ekonomi, tetapi dapat mengakibatkan kematian. Salah satu kasus terbaru terjadi pada bulan Maret di Belanda, di mana seorang pria berusia 30 tahun meninggal setelah menelan obat pereda nyeri yang ternyata palsu. Tidak lama setelahnya, otoritas kesehatan Denmark mengeluarkan peringatan bahwa obat yang sama juga telah menyebar di negara mereka.


Tantangan Penegakan Hukum di Era Digital

Salah satu tantangan terbesar dalam menangani masalah ini adalah kecepatan distribusi digital. Platform e-commerce dan media sosial menjadi saluran baru bagi sindikat obat palsu untuk menjangkau konsumen dalam dan luar negeri. Banyak dari mereka memanfaatkan celah regulasi serta sulitnya pelacakan lintas negara.

Rodríguez menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat membeli produk kesehatan secara daring. “Selalu pastikan Anda membeli dari apotek resmi atau platform yang memiliki izin distribusi,” katanya.


Kesimpulan: Waspadai Obat Murah di Internet

Kasus penyitaan besar-besaran ini menunjukkan bahwa pasar obat palsu global sedang dalam fase pertumbuhan yang mengkhawatirkan. Dari suplemen diet hingga obat resep kuat, konsumen di seluruh dunia rentan tertipu jika tidak cermat dalam memilih produk.

Langkah preventif yang bisa dilakukan masyarakat:



Beli hanya dari sumber terpercaya


Periksa izin edar dari BPOM atau otoritas setempat


Waspadai harga yang terlalu murah


Jangan tergiur promosi agresif di media sosial


Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat apapun



Dengan kerja sama antara otoritas dan kesadaran masyarakat, diharapkan peredaran obat ilegal bisa ditekan, dan keselamatan publik pun lebih terjamin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved