Sumber foto: Google

Subuh Mencekam di Klender: Empat Begal Bersenjata Tajam Menyerang Pengendara

Tanggal: 30 Okt 2025 17:28 wib.
Klender, Jakarta Timur — Jalanan Klender yang biasanya sepi menjelang subuh berubah menjadi lokasi teror dini hari, Rabu (30/10/2025). Empat begal bersenjata tajam menunggang dua motor menghadang pengendara yang melintas sendirian. Korban utama, Muhammad Aldi Prasetyo (24), mengaku nyaris kehilangan nyawanya dalam serangan brutal itu.

Menurut Aldi, saat itu pukul 04.50 WIB, ia melintas di Jalan Klender Raya yang minim penerangan. “Tiba-tiba ada dua motor mendekat dari belakang. Mereka menghadang saya dan mengacungkan senjata tajam. Saya panik, motor saya ditahan, dompet dan ponsel diambil. Saya sempat menjerit minta tolong,” ujarnya dengan suara bergetar.

Sebuah rumah yang berjarak beberapa puluh meter dari lokasi kejadian menjadi saksi tak langsung teriakan Aldi. Warga, yang masih setengah terjaga karena subuh, segera menengok dan melihat empat pelaku kabur ke arah selatan. “Saya dengar teriakan, langsung keluar. Tapi mereka sudah kabur dengan cepat. Motornya diambil begitu saja,” kata Sulaiman, warga sekitar.

Polisi yang mendapat laporan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar jalan. Kapolsek Duren Sawit, Kompol Rudi Hartono, mengatakan, modus pelaku cukup terorganisir. “Dua motor, empat orang, menggunakan senjata tajam untuk menakut-nakuti korban. Mereka memanfaatkan jalan sepi menjelang subuh,” jelas Kompol Rudi.

Kejadian ini bukan yang pertama di kawasan Klender. Dalam sebulan terakhir, tercatat tiga kasus pembegalan dengan modus serupa. “Ini menjadi perhatian serius. Kami sudah menambah patroli rutin, khususnya pukul 04.30–05.30 WIB. Jalan sepi menjelang subuh sangat rawan,” imbuhnya.

Ketakutan warga pun semakin nyata. Ketua RW setempat, Budi Santoso, mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian sendirian di dini hari. “Kalau bisa, berangkatlah bersama atau gunakan transportasi yang aman. Jangan meremehkan jalan sepi di pagi hari,” katanya.

Bagi pengemudi ojek online, kasus ini menimbulkan dilema. Mereka harus beroperasi pagi hari untuk mencari nafkah, tetapi risiko begal tinggi. “Biasanya saya mulai narik pukul 05.00 WIB. Sekarang saya memilih jalur ramai atau menunggu hingga pagi benar-benar terang,” kata Dian Saputra, pengemudi ojek daring.

Psikolog komunitas, Dr. Fitri Handayani, menyoroti dampak psikologis aksi kriminal semacam ini. “Korban tidak hanya mengalami trauma fisik, tetapi juga ketakutan berlebihan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kehadiran polisi yang cepat dan informasi yang jelas penting untuk menenangkan masyarakat,” jelas Dr. Fitri.

Selain patroli, pihak kepolisian mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam membagikan informasi di media sosial. “Jangan mengumbar rute perjalanan secara real-time. Informasi ini bisa dimanfaatkan pelaku kriminal,” ujar Kompol Rudi.

Warga setempat juga mengusulkan langkah preventif tambahan. Lampu jalan lebih terang dan pemasangan CCTV di titik-titik rawan dianggap bisa menekan angka kriminalitas. “Dengan penerangan yang cukup dan pengawasan yang jelas, pelaku akan kesulitan beraksi,” kata Budi Santoso.

Sementara itu, polisi masih memburu keempat pelaku yang identitasnya belum diketahui. “Kami mengimbau masyarakat yang memiliki informasi segera melapor. Semua laporan akan ditindaklanjuti untuk menangkap pelaku,” tegas Kompol Rudi.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa meski jalanan terlihat sepi dan aman, risiko kriminalitas tetap ada. Patroli rutin, kesadaran warga, dan koordinasi cepat dengan aparat kepolisian menjadi kunci untuk mencegah aksi serupa.

Hingga berita ini diturunkan, korban masih dalam pemulihan, sementara warga Klender diimbau tetap waspada, khususnya menjelang subuh, agar tidak menjadi korban berikutnya. Suasana pagi yang biasanya tenang kini dipenuhi kewaspadaan, dengan harapan aparat dan masyarakat bisa bersama-sama menekan angka kriminalitas di kawasan Klender.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved