Sumber foto: iStock

Serangan DDoS oleh Hacker Pro-Rusia Lumpuhkan Situs Resmi Italia: Target Termasuk Bandara dan Kementerian

Tanggal: 1 Jan 2025 13:59 wib.
Tampang.com | Hacker menargetkan sekitar sepuluh situs web resmi di Italia, termasuk situs web Kementerian Luar Negeri dan dua bandara di Milan pada Sabtu (28/12/2024). Serangan ini membuat sistem di kedua bandara lumpuh dan tidak dapat diakses untuk sementara waktu, demikian ungkap Badan Keamanan Siber Italia.

Juru bicara badan keamanan siber Italia mengatakan bahwa pelaku penyerangan "Distributed Denial of Service" (DDoS) merupakan kelompok hacker pro-Rusia bernama Noname057(16). Dalam serangan DDoS, para hacker berusaha membanjiri jaringan dengan volume traffic data yang sangat tinggi untuk melumpuhkannya.

Menurut informasi yang diungkapkan oleh badan keamanan siber, mereka memberikan bantuan cepat kepada lembaga dan perusahaan yang menjadi target sementara dampak serangan tersebut telah berhasil dimitigasi dalam waktu kurang dari dua jam. Serangan siber tersebut tidak menyebabkan gangguan pada penerbangan di bandara Linate dan Malpensa di Milan, kata juru bicara SEA, perusahaan yang mengelola kedua bandara, dikutip dari Reuters, Senin (30/12/2024).

Akibat Serangan tersebut, meskipun situs web tidak dapat diakses, aplikasi seluler bandara tetap berfungsi. Tindakan pencegahan dan mitigasi serangan siber telah menjadi prioritas utama dalam menghadapi ancaman semacam ini. 

Menyusul serangan siber yang terjadi di dua bandara di Milan, Italia, pihak berwenang seharusnya meningkatkan upaya untuk melindungi sistem informasi negara dari serangan siber serupa di masa depan. Ancaman keamanan siber semakin meningkat, dan tidak hanya mengganggu fungsi situs web dan layanan online, tetapi juga dapat berpotensi mengganggu infrastruktur penting bagi kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pandangan yang lebih luas tentang ancaman siber dapat menyebabkan gangguan yang signifikan pada ketersediaan layanan publik. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan badan-badan terkait untuk melakukan langkah-langkah yang lebih proaktif dan efektif untuk melindungi infrastruktur kritis dari serangan siber.

Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kerjasama internasional dalam mengatasi ancaman siber. Serangan siber tidak mengenal batas negara, dan seringkali kelompok-kelompok penjahat dunia maya beroperasi di lintas negara. Oleh karena itu, kerja sama antarnegara sangat diperlukan dalam mengidentifikasi, melacak, dan menghadapi para pelaku serangan siber.

Keamanan siber juga menjadi semakin krusial mengingat peran teknologi dalam kehidupan modern. Ketergantungan pada sistem informasi dan jaringan digital semakin besar, sehingga kerentanan terhadap serangan siber juga semakin tinggi. Diperlukan upaya yang lebih serius dan sistematis untuk mengamankan infrastruktur informasi dan ketahanan siber secara keseluruhan.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya keamanan siber juga diperlukan di tingkat individu maupun organisasi. Pelatihan, pengawasan, dan tindakan preventif harus menjadi bagian integral dari strategi keamanan cyber yang efektif. Selain itu, respon cepat terhadap serangan siber menjadi kuncinya, sehingga kemampuan investigasi dan pemulihan dari serangan harus terus ditingkatkan.

Kesadaran akan ancaman siber dan kesiapan dalam menghadapinya tidak boleh diabaikan. Upaya pemulihan setelah serangan juga harus diiringi dengan evaluasi mendalam terhadap kerentanan yang diekspos, sehingga tindakan perbaikan bisa dilakukan untuk mencegah serangan serupa di masa depan.

Mengingat kompleksitas dan eskalasi ancaman siber saat ini, perlunya upaya kolaboratif dari berbagai pihak dalam melindungi infrastruktur informasi dan teknologi sangat penting. Tanggung jawab ini tidak hanya berada pada pemerintah, tetapi juga akan keterlibatan aktif dari sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat secara umum.

Selain itu, upaya perlindungan terhadap infrastruktur informasi harus senantiasa diperbaharui dan diikuti dengan inovasi teknologi keamanan yang terbaru. Penyusupan ke dalam sistem informasi bukanlah hal yang tak mungkin, oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah proaktif dalam meminimalkan kerentanan dan memperkuat pertahanan.

Serangan siber di bandara-bandara Italia yang terjadi menjelang tahun baru 2025 menunjukkan betapa rentannya infrastruktur kritis terhadap serangan siber. Hal ini seharusnya menjadi pemicu bagi upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran, kesiapan, dan keamanan siber secara menyeluruh. 

Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan kolaboratif, dapat diharapkan bahwa ancaman serupa dapat diminimalisir dan risiko serangan siber dapat diatasi dengan lebih efektif. 

Menjadi sangat penting untuk terus memantau tren dan menghadapi ancaman siber dengan upaya terbaik demi keamanan sistem informasi dan teknologi pada masa mendatang. Semua pihak harus bersinergi dalam memastikan bahwa keamanan siber menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved