Remaja Gresik Rekayasa Foto Teman Perempuannya Pakai AI Berpose Vulgar
Tanggal: 14 Jul 2024 09:09 wib.
ARB (18), remaja di Gresik terpaksa berurusan dengan polisi karena merekayasa foto dengan menggunakan Artificial intelligence (AI). Sedangkan korbannya tak lain teman-teman perempuannya yang fotonya telah diedit jadi vulgar."Tersangka memakai fitur artificial intelligence dan aplikasi editing untuk merekayasa foto. Hasilnya, gambar benar-benar menyerupai wajah para korban," jelas Kanit Tipiter Satreskrim Polres Gresik Ipda Komang Andhika Prabu, Jumat (12/7/2024).
Komang mengatakan ada sekitar 20 perempuan yang diduga menjadi korban ulah pelaku dengan merekayasa foto. Namun, baru satu orang yang melapor ke polisi. "Dari hasil penyelidikan sementara, kami temukan lebih dari 20 wajah yang berbeda. Meski baru satu orang yang laporan, kami sudah minta keterangan 12 korban lain," kata Komang.
Alumnus Akpol 2021 itu melanjutkan, modus yang dilakukan tersangka adalah dengan mencari foto-foto wanita berpose vulgar. Kemudian, dengan AI, ARB mengganti foto wajah wanita dewasa itu dengan foto wajah para korban. "Foto dengan gaya model dewasa, namun wajah yang ditampilkan menyerupai wajah korban," lanjutnya.
Setelah mengedit foto tersebut, ARB menyebarkannya ke media sosial. Saat ini polisi masih terus melacak jejak digital forensik dari foto-foto yang disebarkan oleh ARB. ARB juga telah dipanggil polisi untuk diminta keterangan. Namun, ia mangkir. "Surat pemanggilan tersangka sudah kami layangkan, namun yang bersangkutan belum memenuhi panggilan," ungkap Komang.
Kendati demikian, Komang menilai ulah ARB telah memenuhi unsur pelanggaran pasal 27 ayat (1) UU ITE. Ancan hukumannya maksimal 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar."Dia (ARB) sudah mendistribusikan dokumen elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan," pungkas Komang.
Rekayasa foto dengan menggunakan AI untuk membuat pose vulgar dari seseorang, terutama remaja perempuan, merupakan tindakan yang meresahkan dan merugikan. Skandal ini tidak hanya mencoreng reputasi individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat berdampak negatif terhadap citra dan keamanan remaja di Gresik. Selain itu, hal ini juga menimbulkan keprihatinan akan maraknya pelecehan digital yang dapat merusak masa depan generasi muda.
Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan lembaga perlindungan anak, telah turut melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Mereka berusaha untuk menelusuri asal usul penyebaran foto-foto tersebut serta mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas rekayasa foto tersebut. Langkah-langkah hukum dan perlindungan terhadap korban pelecehan digital juga tengah dipertimbangkan untuk menindak tegas pelaku serta mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.
Selain itu, penting bagi orang tua dan guru di Gresik untuk lebih memperhatikan penggunaan teknologi di kalangan remaja. Pendidikan tentang etika digital dan bahaya pelecehan online perlu ditingkatkan agar remaja dapat lebih menyadari risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi tersebut. Kesadaran tentang perlindungan privasi dan menghargai martabat diri sendiri serta orang lain juga tidak kalah pentingnya dalam upaya mencegah kasus pelecehan digital di kalangan remaja.
Skandal ini juga menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan dan menyebarkan informasi di ruang digital. Penggunaan teknologi AI untuk rekayasa foto, terutama dalam konteks yang merugikan, dapat menimbulkan kerugian besar bagi individu yang menjadi korban. Kesadaran akan dampak negatif dari tindakan semacam ini perlu ditingkatkan guna menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.
Skandal rekayasa foto remaja perempuan berpose vulgar dengan menggunakan AI di Gresik telah menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat. Penyelidikan diperlukan untuk mengungkap pihak yang bertanggung jawab serta langkah-langkah perlindungan terhadap remaja perlu ditingkatkan. Kesadaran akan etika digital dan bahaya pelecehan online juga perlu lebih digencarkan guna mencegah kasus serupa di masa mendatang.