Sumber foto: Google

Rapper Irlandia Dituduh Dukung Hizbullah, Terancam Hukuman Terorisme di Inggris

Tanggal: 26 Mei 2025 12:34 wib.
Tampang.com | Kontroversi tengah menyelimuti dunia musik setelah Liam O’Hanna, anggota grup rap asal Irlandia Utara “Kneecap”, resmi didakwa dengan pelanggaran undang-undang terorisme oleh otoritas Inggris. Pria yang dikenal dengan nama panggung Mo Chara ini dituduh mengibarkan bendera Hizbullah dalam sebuah konser di London pada 21 November 2024 lalu—tindakan yang dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok yang oleh Inggris dikategorikan sebagai organisasi teroris.

Menurut Kepolisian Metropolitan London, tuduhan ini muncul setelah sebuah video dari konser tersebut beredar luas di media sosial pada April. Dalam rekaman itu, terlihat seseorang—yang diduga O’Hanna—berteriak, “Up Hamas, up Hizbullah,” sambil memajang simbol Hizbullah di hadapan penonton. Otoritas menyatakan bahwa tindakan ini memicu penyelidikan serius oleh unit kontra-terorisme, mengingat dampak potensialnya terhadap keamanan nasional.

Jadwal Sidang dan Dampak Langsung

O’Hanna dijadwalkan hadir di Pengadilan Westminster Magistrates pada 18 Juni mendatang. Sementara itu, grup Kneecap tetap berencana tampil dalam sebuah festival musik besar di London pada Jumat, 23 Mei 2025, meskipun sejumlah konser mereka telah dibatalkan menyusul kontroversi ini—termasuk pertunjukan di Inggris barat daya dan Jerman.

Kneecap: “Kami Tidak Pernah Mendukung Kekerasan”

Kneecap, yang dikenal melalui lirik berbahasa Irlandia dan pesan-pesan nasionalisme Irlandia yang tajam, membantah keras tuduhan mendukung kelompok bersenjata. Dalam sebuah pernyataan resmi, mereka menyebut video tersebut telah diedit dan disebar keluar dari konteks, dan menyatakan bahwa mereka tidak pernah mendukung tindakan kekerasan atau organisasi ekstremis mana pun.

“Kami tidak, dan tidak akan pernah, mendukung Hamas atau Hizbullah,” tegas pernyataan band tersebut.

Dukungan dari Komunitas Musik dan Tuntutan Klarifikasi

Kasus ini memicu debat panas soal batas antara kebebasan berekspresi dalam seni dan keamanan nasional. Hampir 40 musisi dan grup ternama—termasuk Pulp, Massive Attack, Paul Weller, dan Primal Scream—telah menyatakan dukungan terhadap Kneecap. Mereka menuduh pemerintah menggunakan hukum sebagai alat sensor politik yang mengancam kebebasan kreatif.

Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin, turut angkat bicara. Ia meminta agar Kneecap secara terbuka menjelaskan sikap mereka terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas, guna meredam ketegangan yang tengah memuncak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved