Prostitusi Berkedok Restoran, Omzet Capai Rp10 M Per Bulan, Ada 100 Wanita Penghibur

Tanggal: 30 Mar 2024 11:42 wib.
Viralnya kegiatan prostitusi berkedok restoran kembali menghebohkan publik. Tidak tanggung-tanggung, bisnis kotor ini berhasil meraup omzet sebesar Rp 100 miliar per bulan. Lebih mengejutkan lagi, terungkap bahwa restoran ini memiliki 100 orang wanita penghibur. Peristiwa ini ternyata terjadi di Vietnam.

Pada tanggal 28 Maret, perwakilan dari Departemen Penasihat Kepolisian Kota Ho Chi Minh, Vietnam, memberitakan bahwa Departemen Kepolisian Kriminal baru-baru ini mengungkap tempat-tempat prostitusi yang tersembunyi di bawah bayang-bayang restoran dan karaoke di daerah tersebut. Selain itu, pada tanggal 21 Maret 2024, Departemen Kepolisian Kriminal berkoordinasi dengan Polisi Distrik 7 untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap hotel-hotel di wilayah tersebut.

Saat melakukan pemeriksaan di Hotel L'Odéon dan Hotel Cozi 5, pihak berwenang berhasil mengungkap kasus prostitusi yang melibatkan warga lokal dan orang asing. Tindakan prostitusi ini juga diduga terkait dengan penyalahgunaan narkotika, dimana beberapa dari mereka tertangkap sedang memiliki atau menggunakan narkoba.

Investigasi lebih lanjut juga membawa polisi ke restoran Crystal. Didapati bahwa restoran ini memiliki 50-100 pramugari wanita yang bertugas melayani tamu dengan beragam spesialisasi. Para pramugari ini tidak hanya melayani tamu dengan baik, tetapi juga bersedia melakukan hal-hal yang tidak pantas termasuk striptis dan penjualan seks kepada pelanggan di dalam restoran. Selain itu, restoran ini juga disinyalir turut terlibat dalam perdagangan narkotika, dimana stafnya membantu memasok dan menggunakan narkoba bersama pelanggan.

Dengan operasi gelap ini, pelaku berhasil meraup keuntungan mencapai 300-500 juta VND per hari (setara dengan Rp 319 juta) dan omzet bulanan mencapai Rp 10 miliar. Terungkap juga bahwa dalam setiap transaksi seks, tarif yang dikenakan berkisar antara 5.000.000 hingga 8.000.000 VND, dengan sebagian besar pelanggan berasal dari Korea dan Cina.

Peran dari beberapa pihak dalam bisnis prostitusi ini juga semakin terkuak. Para manajer pramugari turut terlibat dalam mengatur dan memfasilitasi transaksi prostitusi antara pramugari dan tamu, dengan imbalan sebagian dari uang hasil transaksi. Selain itu, dua dari mereka juga ditangkap karena kepemilikan ilegal narkotika, menunjukkan keterlibatan yang lebih kompleks dalam kegiatan ilegal ini.

Kasus prostitusi berkedok restoran ini menjadi sorotan utama di Vietnam, memperlihatkan kompleksitas dan keterlibatan banyak pihak dalam praktik ilegal ini. Tindakan tegas dari pihak berwenang dan masyarakat untuk membongkar dan memerangi praktik prostitusi ini perlu menjadi perhatian utama, agar kejahatan ini tidak terus menyebar dan merusak moralitas serta keamanan masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved