Sumber foto: Google

Prancis Tangkap 55 Orang dalam Operasi Besar Bongkar Jaringan Pedofilia Lewat Telegram

Tanggal: 23 Mei 2025 10:33 wib.
Tampang.com | Otoritas Prancis berhasil membongkar jaringan pedofilia besar yang beroperasi secara daring melalui aplikasi pesan instan Telegram. Sebanyak 55 orang ditangkap dalam operasi nasional yang berlangsung selama lima hari, mulai Senin (19/5/2025) hingga Kamis (22/5/2025). Para pelaku diduga terlibat dalam kepemilikan, distribusi, hingga konsumsi konten pornografi anak secara berkala—dengan korban anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Penangkapan ini merupakan hasil dari penyelidikan intensif selama 10 bulan yang dipimpin oleh Kantor Perlindungan Anak di Bawah Umur Prancis (OFMIN). Kepala unit operasional OFMIN, Quentin Bevan, menjelaskan bahwa operasi ini dimulai setelah sejumlah pelaku yang telah melakukan pelecehan anak ditangkap dan diketahui menyebarkan gambar-gambar tak senonoh di Telegram.

Profil Tersangka dan Metode Operasi

Dari 55 tersangka yang diamankan, diketahui usia mereka berkisar antara 25 hingga 75 tahun. Beberapa di antaranya memiliki latar belakang profesi yang mengejutkan, seperti seorang pendeta, seorang tenaga paramedis, dan seorang guru musik. Mereka diketahui bertukar konten ilegal dan berinteraksi dengan pedofil berbahaya yang sebelumnya telah ditahan.

"Butuh waktu hampir satu tahun untuk menyusup dan melacak jaringan ini. Ribuan percakapan dan gambar dianalisis oleh tim penyidik kami,” jelas Bevan.

Implikasi terhadap Telegram dan Durov

Penyelidikan ini juga menyeret nama pendiri Telegram, Pavel Durov, yang ditangkap di Paris pada tahun 2024 atas tuduhan gagal mencegah penyebaran konten ekstremis dan ilegal di platformnya. Meski saat ini Durov masih dalam status penyelidikan resmi, ia telah mengumumkan beberapa kebijakan baru untuk memperkuat moderasi konten di Telegram.

Dalam sebuah pernyataan publik, Durov menyebut bahwa Telegram telah mengambil langkah nyata untuk memerangi penyebaran konten pelecehan anak. “Menyiratkan seolah Telegram tidak melakukan apa-apa adalah manipulasi,” tulisnya di platform X.

Namun demikian, Bevan mengakui adanya peningkatan kerja sama antara Telegram dan penyidik sejak penangkapan Durov. Langkah ini dianggap penting untuk mencegah eksploitasi anak di ruang digital yang semakin sulit dikendalikan.

Keprihatinan Internasional

Kasus ini menjadi sorotan di Eropa dan dunia internasional, mengingat skala dan sistematisnya operasi para pelaku. Penyelidikan lanjutan tengah dilakukan, termasuk terhadap dugaan jaringan internasional dan kemungkinan keterlibatan lebih banyak pihak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved