Polisi Buru Pelaku Penculikan dan Pencabulan Siswi SDN di Tangsel
Tanggal: 6 Sep 2024 04:58 wib.
Tampang.com | Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan tengah melakukan penyelidikan terkait kasus penculikan yang diduga juga disertai pencabulan terhadap siswi SDN di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Kasus ini menimpa dua siswi dari sekolah berbeda, yakni SDN di wilayah Jombang, Ciputat, dan Kedaung, Pamulang.
AKP Agil, Kasi Humas Polres Tangsel, mengungkapkan bahwa perkara ini sedang dalam proses penyidikan oleh Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan. Sejumlah petugas kepolisian telah mendatangi lokasi kejadian, mencari keterangan saksi, dan memeriksa rekaman Close Circuit Television (CCTV) di sekitar sekolah. Mereka bekerja keras untuk mengumpulkan petunjuk, saksi, dan barang bukti guna mengungkap pelaku dengan maksimal.
Penculikan ini terjadi pada dua waktu berbeda pada awal dan akhir Agustus 2024. Pelaku menggunakan modus yang relatif sama dengan berdalih menjemput korban dengan alasan pihak keluarga sedang berhalangan. Salah satu keluarga korban mengungkapkan bahwa korban dibawa berkeliling lalu dimasukkan ke dalam sebuah Ruko. Siswi tersebut tidak mengetahui apa yang terjadi di dalamnya karena saat terbangun, ia tidak mengenakan pakaian.
Pelaku kemudian mengembalikan korban ke dekat sekolah pada malam harinya. Kejadian ini terungkap setelah korban bercerita kepada kedua orang tuanya.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kejahatan Berbasis Gender (KBG) di Indonesia seringkali menimpa anak-anak, terutama perempuan. Data tersebut menunjukkan bahwa penculikan dan pencabulan terhadap anak perempuan adalah peristiwa yang sering terjadi di masyarakat. Penting untuk memberikan perhatian serius agar kasus semacam ini dapat diungkapkan dengan cepat dan pelakunya dapat ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pengungkapan polisi terkait kasus penculikan dan pencabulan siswi SDN di Tangsel harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait. Perlindungan terhadap anak perlu diperkuat, termasuk dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
Demi menyelamatkan anak-anak dari ancaman kekerasan, peran orangtua, guru, dan masyarakat menjadi sangat penting. Hal ini juga perlu didukung oleh kebijakan yang mampu memberikan jaminan keamanan bagi anak-anak dalam beraktivitas, termasuk di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah.
Selain itu, pentingnya pendidikan kepada anak-anak tentang bahaya kekerasan, pemahaman tentang perasaan tidak nyaman, dan membangun kepercayaan diri untuk melaporkan potensi bahaya perlu ditingkatkan. Pendidikan tersebut tidak hanya bergantung pada lingkungan sekolah, tetapi juga harus tercermin dalam pola asuh di rumah yang mengedepankan komunikasi terbuka dan penerimaan terhadap segala perasaan yang dialami anak.
Keberadaan unit pembinaan dan perlindungan perempuan dan anak di lingkungan kepolisian juga harus diperkuat, agar kasus-kasus kekerasan terhadap anak bisa ditangani secara profesional dan mendapat perlindungan yang layak.
Dalam konteks hukum, pemenuhan hukuman yang setimpal bagi pelaku kekerasan terhadap anak menjadi penting. Hukuman tersebut harus mampu memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan, sekaligus memberikan jaminan kepada korban bahwa keadilan akan ditegakkan.
Kesadaran dan keseriusan bersama dalam menjaga keamanan anak-anak harus menjadi fokus semua pihak. Jika semua elemen masyarakat dapat bekerja sama dan terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap anak, maka kita dapat membangun lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak di Tanah Air.