Sumber foto: tribun

Penipuan Jenderal Gadungan dengan Modus Jadi Tentara

Tanggal: 27 Apr 2024 15:50 wib.
Seorang pria yang mengaku sebagai tentara nasional Indonesia (TNI) dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen) bernama Jarianto Jamin telah ditangkap saat berada di Kodam I Bukit Barisan, Jalan Gatot Subroto Medan.

Pada hari Senin, 20 April, pelaku mencoba menemui kepala staf Kodam I Bukit Barisan, namun ditangkap oleh personel Provost Kodam I BB. Setelah penangkapan, Jarianto Jamin kemudian diserahkan ke Polrestabes Medan.

Kombes Teddy John Sahala Marbun, Kapolrestabes Medan, menyatakan bahwa pelaku ditangkap karena mengaku sebagai anggota TNI berpangkat Mayor Jenderal (Mayjend). Penangkapan ini membawa pengungkapan modus operandi pelaku yang ingin menjadi calo masuk menjadi TNI Angkatan Darat.

Menurut petugas provost Kodam I Bukit Barisan, Jarianto Jamin datang untuk mengurus seseorang agar bisa menjadi Calon Taruna Akmil dan calon tamtama TNI Angkatan Darat. Ia bahkan merubah status pekerjaannya di kartu tanda penduduk (KTP) dari warga sipil menjadi anggota TNI dengan cara melakukan proses edit sendiri menggunakan komputer.

Selanjutnya, pelaku membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) A palsu serta formulir pendaftaran calon TNI. Rencananya, pelaku akan diserahkan ke Polres Pekanbaru karena kasus penipuan ini terjadi di Pekanbaru.

Dari penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti, seperti KTP palsu, SIM A palsu, dan formulir pendaftaran calon TNI. Pemeriksaan lanjutan menemukan bahwa KTP pelaku dibuat di Pekanbaru.

Kasus ini merupakan contoh nyata dari kejahatan pemalsuan identitas dan penipuan yang dapat merugikan banyak pihak. Tindakan seperti ini dapat merusak reputasi TNI dan merugikan individu yang ingin bergabung dengan institusi tersebut secara sah.

Semakin meningkatnya kasus pemalsuan identitas menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dalam proses perekrutan anggota TNI. Selain itu, masyarakat juga perlu waspada dan lebih berhati-hati dalam melakukan proses pendaftaran atau pengurusan administrasi ke TNI.

Kasus ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak, baik institusi militer maupun masyarakat umum, untuk lebih waspada terhadap upaya pemalsuan identitas dan penipuan sejenisnya. Hal ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama antara institusi keamanan dan lembaga pemerintah untuk mencegah dan menindak tindak kejahatan semacam ini.

Dengan berbagai upaya preventif dan penindakan, diharapkan kasus serupa tidak akan terulang kembali di masa depan. Keamanan identitas dan kepercayaan publik terhadap institusi militer, termasuk TNI, harus senantiasa dijaga dan diperkuat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved