Sumber foto: disway.id

Pembakar Al-Qur'an Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

Tanggal: 6 Apr 2024 08:30 wib.
Salwan Momika, pembakar Al-Qur'an yang telah menciptakan kontroversi di Swedia, kini dilaporkan ditangkap di Norwegia dan sedang menunggu proses deportasi. Dokumentasi yang diterbitkan oleh AFP pada Kamis malam mengungkapkan bahwa Momika, seorang keturunan Kristen Irak, sedang berencana untuk mencari suaka di Norwegia setelah meninggalkan Swedia.

Menurut Pengadilan Distrik Oslo, Momika ditangkap pada tanggal 28 Maret, hanya satu hari setelah kedatangannya di Norwegia. Rencananya untuk mencari suaka di negara baru tersebut ternyata tidak berjalan mulus. Media lokal melaporkan bahwa setelah menjalani sidang pada tanggal 30 Maret, pengadilan memutuskan untuk menahan Momika selama empat minggu, menunggu kemungkinan permintaan dari Direktorat Imigrasi Norwegia (UDI) kepada Swedia untuk melakukan deportasi sesuai dengan undang-undang Uni Eropa (UE).

Putusan pengadilan menyebutkan bahwa deportasi akan dilakukan segera setelah pengaturan formal dan praktis terpenuhi. Polisi juga telah meminta agar Momika ditahan sementara sesuai dengan undang-undang migrasi negara, dengan asumsi bahwa warga negara asing akan berusaha menghindari pelaksanaan keputusan untuk meninggalkan negara tersebut.

Dengan kejadian ini, Momika kembali dikaitkan dengan kontroversi pembakaran Al-Qur'an yang pernah dilakukannya di Swedia. Tindakannya tersebut telah menimbulkan kemarahan di kalangan muslim dan memicu protes yang cukup berdampak di beberapa negara. Kini, dengan ditangkapnya Momika di Norwegia, kasus ini telah menarik perhatian publik kembali.

Dibandingkan dengan Swedia, Norwegia juga memiliki sejarah yang kompleks dalam menangani kasus suaka dan migrasi. Dengan populasi imigran yang semakin bertambah, negara-negara Eropa menghadapi tekanan besar terkait kebijakan imigrasi dan suaka. Keputusan Momika untuk mencari suaka di Norwegia dan penangkapannya menunjukkan kompleksitas isu-isu ini.

Kasus Momika juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara negara-negara Eropa dalam menangani kasus imigrasi dan suaka. Peraturan Uni Eropa yang menjadi landasan deportasi Momika adalah contoh konkret dari upaya negara-negara Eropa untuk bekerja sama dalam isu-isu migrasi.

Kontroversi yang melibatkan Salwan Momika juga menunjukkan kompleksitas dari kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia. Dalam konteks ini, keputusan pengadilan Norwegia akan memberikan sinyal penting tentang sejauh mana kebebasan berekspresi dapat dijalankan tanpa melanggar hak-hak orang lain.

Dengan demikian, kasus Salwan Momika menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam menangani kasus-kasus imigrasi, perlindungan suaka, dan dilema antara kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia. Semua pihak diharapkan dapat menangani kasus ini dengan bijaksana dan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, tanpa mengorbankan hak-hak individu yang terlibat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved