Patroli Gabungan Temukan 100 Kg Beras dan 75 Liter Minyak Goreng Selundupan di Perbatasan RI-Malaysia
Tanggal: 6 Apr 2024 08:34 wib.
Tim Patroli Gabungan yang terdiri dari berbagai instansi menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Entikong.
Pada patroli yang dilaksanakan pada hari Rabu, 3 April 2024, sebanyak 100 kg beras yang terbagi dalam 10 kantong dan 75 liter minyak goreng berhasil ditemukan. Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean, menyatakan bahwa temuan ini didapatkan dari dua lokasi yang berbeda di sisi kanan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.
Patroli tersebut melibatkan 18 instansi di perbatasan, termasuk unsur penyelenggara pelayanan lintas batas negara (Customs, Immigration, Quarantine and Security/ CIQS), Satgas Pamtas RI-MLY Yonarmed 16/Tk, BNPP Entikong, dan instansi terkait lainnya.
Menurut Sahat, tim patroli melakukan penelusuran di jalur tikus di sisi kanan Pos Lintas Batas Negara Entikong. Selama penelusuran, ditemukan beberapa tumpukan plastik, tas, dan bekas alas kaki yang masih baru ditinggalkan. Setelah diperiksa, isi tas dan kantong plastik tersebut ternyata adalah beras yang berasal dari Malaysia.
Temuan ini memperlihatkan adanya upaya penyelundupan beras dan minyak goreng dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur tikus di perbatasan. Penyelundupan barang-barang kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng ini tentu merugikan industri serta perekonomian dalam negeri.
Menurut data statistik Badan Karantina Indonesia, penyelundupan barang-barang kebutuhan pokok ke dalam wilayah Indonesia masih sering terjadi. Selain beras dan minyak goreng, banyak juga kasus penyelundupan produk-produk lain seperti gula, daging, dan produk susu. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan serius terkait keamanan pangan dan perdagangan di perbatasan Indonesia.
Pihak berwenang terus berupaya untuk memperketat pengawasan di perbatasan serta meningkatkan koordinasi antarinstansi untuk menanggulangi perilaku penyelundupan ini. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya dan konsekuensi dari aktivitas penyelundupan juga terus dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus-kasus sejenis di masa depan.
Kasus seperti temuan beras dan minyak goreng selundupan yang dilakukan tim patroli gabungan ini menjadi bukti nyata bahwa upaya penyelundupan barang-barang kebutuhan pokok masih menjadi perhatian serius pihak berwenang. Diperlukan kerjasama yang solid antara instansi terkait dan partisipasi masyarakat untuk menekan kasus penyelundupan ini, sehingga keberlangsungan industri serta perekonomian dalam negeri tetap terjaga dengan baik.
Selain itu, penggunaan teknologi canggih seperti alat deteksi pengamanan perbatasan juga perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya pencegahan penyelundupan. Hal ini akan membantu meminimalisir risiko penyelundupan dan memberikan efek jera terhadap para pelaku kegiatan ilegal tersebut.
Dalam konteks kerjasama lintas negara, penting bagi pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk terus berkoordinasi dalam mengatasi permasalahan penyelundupan di perbatasan kedua negara demi menjaga kedaulatan pangan dan keamanan perdagangan. Upaya penindakan yang tegas dari kedua pihak diharapkan dapat memberikan efek jera yang kuat bagi para pelaku penyelundupan, sehingga aktivitas ilegal tersebut dapat ditekan secara signifikan.
Dengan demikian, kasus temuan beras dan minyak goreng selundupan di perbatasan RI-Malaysia merupakan pengingat bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kerjasama dalam melindungi kedaulatan pangan serta perekonomian dalam negeri dari ancaman penyelundupan barang-barang kebutuhan pokok.