Motif Sebenarnya Dibalik Mutilasi Istri di Ciamis Terkuak Alasannya Bukan Karna Pinjol

Tanggal: 8 Mei 2024 13:22 wib.
Kasus mutilasi yang mengerikan terhadap Yanti (40) oleh suaminya, Tarsum (40), warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisintrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat telah mengejutkan masyarakat. Ketika kasus ini pertama kali terungkap, banyak yang berspekulasi bahwa motif dibalik tindakan keji ini adalah karena sang anak yang memiliki utang ratusan juta rupiah. Namun, kini dugaan motif sebenarnya telah terungkap.

Kasat Reskrim Polres Ciamis, AKP Joko Prihatin, mengungkapkan bahwa motif dari tindakan kejam Tarsum tersebut bukanlah karena utang sang anak sebesar Rp 100 juta, seperti yang sebelumnya dikabarkan. Dugaan tersebut didasarkan pada keterangan beberapa saksi yang menyebutkan adanya utang yang melebihi Rp 100 juta. Utang tersebut digunakan oleh Tarsum untuk membayar utang usahanya yang bangkrut serta memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, Joko menegaskan bahwa utang tersebut merupakan utang ke bank dan pihak pribadi, bukan melalui pinjaman online (pinjol).

Tersangka, Tarsum, sulit untuk diajak berkomunikasi, sehingga motif sebenarnya dari tindakannya masih perlu dikonfirmasi langsung. Penyidik juga akan memeriksa keadaan kejiwaannya dan bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk hal tersebut. Penjelasan dari Polres Ciamis juga membantah kabar yang beredar bahwa motif Tarsum memutilasi istrinya adalah karena anaknya memiliki utang judi yang mencapai Rp 150 juta.

Sebuah perwakilan keluarga dari pihak korban juga memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar dan sudah dikonfirmasi ke keluarga, terutama kepada anak korban. Hal ini juga dibantah oleh Ketua RT setempat, Yoyo Tarya, yang menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Diketahui bahwa Tarsum bahkan sempat menyerang Babinsa dan kepala desa ketika kejadian terjadi. Serka Karnita, Babinsa yang bertugas di tempat tinggal pelaku, mengungkapkan bahwa ketika mereka berusaha membujuk Tarsum untuk menyimpan pisau dan dilakukan mediasi, pelaku justru menyerang mereka.

Tarsum bahkan meminta ampun namun kembali mengambil pisau, sehingga warga dan polisi bersama-sama berhasil mengamankan pelaku. Kejadian ini memberikan gambaran akan kondisi psikologis Tarsum yang tidak stabil. Keterangan ini pun semakin memperjelas bahwa motif di balik perbuatan keji ini tidak semata-mata karena utang sang anak atau masalah keuangan, melainkan juga melibatkan faktor psikologis dan kemampuan Tarsum untuk berkomunikasi dan mengelola emosinya.

Dari kasus ini, kita juga bisa melihat betapa pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi mental seseorang dalam rumah tangga. Terutama ketika seseorang mengalami tekanan ekonomi atau kehidupan sehari-hari yang sulit, bisa menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian bersama bagi masyarakat dan juga pihak terkait, seperti pelayanan kesehatan mental dan lembaga perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Kasus ini juga mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan dan memahami tanda-tanda depresi, stres, dan tekanan mental pada pasangan, keluarga, dan orang terdekat. Upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan terhadap korban juga harus menjadi prioritas bagi setiap individu dan pihak terkait. Dengan pemahaman yang lebih baik akan kondisi kejiwaan seseorang, diharapkan kasus-kasus seperti ini dapat dicegah dan korban dapat mendapatkan perlindungan serta bantuan yang mereka butuhkan.

Dari kasus ini, kita juga belajar pentingnya peran keluarga, lingkungan, dan masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Semakin banyak orang yang peduli dan peka terhadap kasus-kasus seperti ini, semakin cepat juga kita bisa memberikan bantuan dan perlindungan kepada korban serta menjaga keamanan di lingkungan sekitar. Hal ini juga dapat menjadi perhatian bagi pihak pemerintah untuk meningkatkan layanan perlindungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga dan pencegahan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga, terutama ketika melibatkan mutilasi, merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama. Dengan mengetahui motif sebenarnya dan memahami faktor-faktor yang berperan dalam kasus ini, diharapkan kita semua dapat bekerja sama untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan dan memberikan perlindungan yang baik bagi setiap individu yang berpotensi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Dalam hal ini, peran dan kesadaran masyarakat serta pihak terkait sangat penting untuk menanggulangi kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved