Motif Remaja Bunuh Ayah di Duren Sawit: Mengungkap Sakit Hati Anak Haram
Tanggal: 26 Jun 2024 22:38 wib.
Polisi telah mengungkap motif dari pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja putri berusia 17 tahun, yang merupakan pelaku dalam kematian ayahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa pelaku berinisial K melakukan tindakan pembunuhan karena kejadian-kajadian yang membuatnya merasa sakit hati. Salah satunya adalah pernah disebut sebagai anak haram oleh korban.
Selain itu, Ade Ary juga mengungkapkan bahwa pelaku seringkali mendapat perlakuan negatif dari korban, termasuk marah-marah dan bahkan telah dipukuli. Selain itu, pelaku juga menyatakan bahwa ia pernah dituduh mencuri barang milik korban.
"Setelah pemeriksaan, petugas menemukan fakta bahwa pelaku merasa sakit hati karena seringkali mendapat perlakuan negatif, bahkan kadang-kadang dipukuli," ujar Ade Ary kepada wartawan pada Senin (24/6).
Lebih lanjut, Ade Ary juga menambahkan bahwa pelaku telah mengakui bahwa kejadian tersebut juga dipicu oleh tuduhan bahwa ia merupakan anak haram. Namun, pihak penyidik masih terus mendalami pengakuan dari pelaku untuk mencari fakta lebih lanjut terkait motif pembunuhan tersebut.
Selain itu, penyidik juga mengungkap bahwa sebelum melakukan tindakan pembunuhan, pelaku tinggal bersama korban dan adiknya di ruko tempat berjualan. Adapun ibu dari pelaku atau istri korban sudah tidak tinggal bersama dengan mereka.
Dalam konteks ini, masyarakat di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur dikejutkan oleh penemuan jenazah di dalam sebuah toko perabotan pada hari Sabtu (22/6) lalu. Pada awalnya, keberadaan jenazah tersebut terungkap karena adanya kecurigaan dari seorang warga lain yang juga seorang pedagang, karena korban tidak berjualan selama tiga hari.
Sementara itu, sejumlah postingan di media sosial menyebutkan bahwa korban merupakan seorang pedagang perabotan rumah yang memiliki inisial S, serta ditemukan luka tusuk pada bagian perut yang diduga diakibatkan oleh benda tajam. Hal tersebut telah menyebabkan ketegangan di tengah-tengah masyarakat setempat.
Penyidik terus berupaya mengumpulkan bukti dan keterangan untuk mengungkap kejadian ini lebih lanjut, serta memastikan bahwa pelaku mendapatkan sanksi yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya.
Dalam kasus seperti ini, perlu adanya upaya preventif dalam memberikan pemahaman dan pendekatan yang tepat terhadap masalah rumah tangga, konflik intrafamilial, serta masalah-masalah yang mempengaruhi psikologis remaja. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar tindakan kekerasan dalam keluarga, termasuk pembunuhan, dapat dicegah dan diberikan penanganan yang tepat.
Perlu juga diperhatikan bahwa kasus seperti ini dapat memberikan dampak psikologis yang cukup besar terhadap remaja, sehingga perlu adanya dukungan dan bantuan dari pihak psychologis atau kesehatan mental untuk membantu remaja dan keluarga dalam mengatasi dampak dari peristiwa yang terjadi. Hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi pemerintah dan lembaga terkait dalam menyusun kebijakan dan program-program yang dapat memberikan pendekatan yang holistik terhadap kasus-kasus kekerasan dalam keluarga.