Motif Pembunuhan Ustazah di Pesantren Palangka Raya oleh Santri FA Dikarenakan Dendam Pernah Dihukum Dijemur di Siang Bolong

Tanggal: 21 Mei 2024 13:51 wib.
Polisi Palangka Raya, Kombes Pol Budi Santosa, membongkar alasan di balik pembunuhan ustazah STN (35) yang dilakukan oleh santri di pesantren di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pelaku, seorang santri berusia di bawah 18 tahun dengan inisial FA, mengakui bahwa motif di balik tindakannya adalah dendam.

Menurut Budi Santosa, pelaku merasa dendam karena pernah dihukum oleh ustazah STN dengan cara dijemur di bawah teriknya sinar matahari pada siang bolong. Menurut pengakuan pelaku yang didapatkan dalam pemeriksaan oleh polisi, dendam tersebut menjadi pemicu dari perbuatan tragisnya terhadap ustazah tersebut.

Dalam pengakuan kepada penyidik, FA mengakui semua perbuatannya dalam pembunuhan tersebut. "Pada saat dilakukan pemeriksaan, pelaku mengakui semua apa yang dilakukannya," kata Budi Santosa di Palangka Raya, Kamis (16/5/2024), seperti yang dilansir dari Antara.

Budi menjelaskan, kronologi pembunuhan terhadap ustazah STN bermula saat pelaku dihukum oleh ustazah tersebut karena tertangkap keluar dari lingkungan pondok pesantren. Pelanggaran yang dilakukan oleh FA adalah keluar dari lingkungan pesantren tanpa izin, sehingga ia dihukum untuk menyalin dua juz al-Quran. Namun, tindakan pelanggaran itu tidak hanya berujung pada hukuman menyalin Al-Quran, melainkan juga dijemur di bawah terik sinar matahari pada siang hari.

Pemeriksaan polisi juga menemukan bahwa pelaku memendam dendam terhadap korban, sehingga aksi pembunuhan itu terjadi sebagai bentuk balas dendam atas perlakuan yang ia anggap tidak adil. Motif dendam ini menjadi pengungkapan penting dalam mengungkap latar belakang terjadinya pembunuhan tersebut.

Pembunuhan yang melibatkan pelaku di bawah umur ini menunjukkan pentingnya peran pendidikan agama yang sejalan dengan nilai-nilai keadilan dan keselamatan. Santri, sebagai generasi penerus bangsa, perlu mendapatkan pendekatan pembinaan yang tepat agar dapat memahami bahwa balas dendam bukan jalan keluar atas konflik yang terjadi.

Selain untuk mendukung pengungkapan kasus pembunuhan, pemberitaan yang mendalam mengenai peristiwa ini juga dapat menjadi perhatian bagi lembaga-lembaga pendidikan pesantren agar meningkatkan pendekatan pembinaan yang lebih holistik. Langkah ini menjadi penting karena pembinaan karakter dan pemahaman agama yang tepat dapat mencegah tindakan kekerasan maupun pembalasan dendam di kalangan santri.

Selamatkan anak bangsa dengan pendidikan berkualitas! Dorong kebijakan pendidikan yang inklusif dan memberikan perlindungan bagi anak di lembaga-lembaga pendidikan agama. Dukung inovasi-inovasi pendidikan yang membentuk karakter dan akhlak mulia generasi penerus bangsa. Peran aktif semua pihak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat sangat diperlukan demi masa depan generasi bangsa yang lebih baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved