Sumber foto: Google

Modus Penipuan Menggunakan AI

Tanggal: 28 Jan 2025 13:19 wib.
Tampang.com | Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, modus penipuan yang memanfaatkan teknologi ini juga semakin meluas. AI, yang awalnya dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor, kini malah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menipu dan merugikan korban. Salah satu dampak negatif dari kemajuan teknologi ini adalah kemunculan penipuan yang semakin canggih dan sulit dideteksi.

Penipuan dengan menggunakan AI semakin banyak ditemukan, terutama dalam bentuk komunikasi digital. Sejumlah orang telah menjadi korban penipuan melalui pesan langsung (DM) atau pesan singkat di berbagai platform media sosial, hingga panggilan suara dan video. Modus-modus ini memanfaatkan kemampuan AI dalam mensimulasikan suara, gambar, bahkan video seseorang dengan sangat mirip. Misalnya, dengan menggunakan suara atau wajah orang yang dikenal oleh korban, pelaku penipuan dapat mengelabui mereka untuk mentransfer uang atau memberikan informasi pribadi yang sangat sensitif.

Salah satu bentuk penipuan yang kini marak terjadi adalah penipuan melalui panggilan suara. Dengan menggunakan teknologi AI, pelaku dapat meniru suara orang yang dikenal korban, seperti suara teman atau bahkan anggota keluarga. Korban yang menerima panggilan suara ini biasanya mendengar suara yang sangat mirip dengan suara orang terdekat mereka, sehingga mereka merasa yakin dan cenderung menuruti permintaan tersebut, seperti mentransfer uang atau memberikan nomor PIN akun mereka. Penipuan ini sangat berbahaya karena sulit bagi korban untuk membedakan apakah suara yang mereka dengar benar-benar berasal dari orang yang mereka kenal.

Selain panggilan suara, penipuan melalui panggilan video juga semakin banyak terjadi. Dengan AI, pelaku dapat memanipulasi video untuk menampilkan wajah seseorang yang dikenal oleh korban. Dalam beberapa kasus, wajah korban sendiri bisa saja digunakan untuk menyusun video palsu yang meyakinkan. Panggilan video ini sangat efektif dalam menciptakan rasa kepercayaan, karena secara visual tampak sangat nyata. Hal ini membuat korban tidak curiga dan mudah terjebak dalam jebakan yang telah dipersiapkan oleh pelaku.

Tak hanya itu, penipuan ini juga sering kali melibatkan teknik psikologis yang memanfaatkan kecemasan atau rasa empati korban. Misalnya, pelaku dapat mengaku berada dalam kondisi darurat dan meminta bantuan finansial segera. Dengan kecerdasan buatan yang semakin maju, penipu bisa menciptakan situasi yang sangat mendesak dan meyakinkan, sehingga korban merasa terpaksa untuk bertindak cepat tanpa memikirkan dampaknya.

Modus penipuan yang memanfaatkan AI ini tentu menuntut kewaspadaan ekstra dari masyarakat. Salah satu cara untuk melindungi diri adalah dengan selalu berhati-hati terhadap pesan atau panggilan yang tampaknya mencurigakan, terutama jika melibatkan permintaan untuk mentransfer uang atau memberikan informasi pribadi. Pastikan untuk memverifikasi keaslian pesan atau panggilan melalui saluran komunikasi lain, seperti menelepon langsung orang yang bersangkutan.

Pemerintah dan platform media sosial juga berperan penting dalam melindungi masyarakat dari penipuan ini dengan meningkatkan keamanan digital dan mengedukasi pengguna tentang potensi bahaya penggunaan AI oleh penipu. Teknologi yang semakin berkembang memang membawa banyak manfaat, namun juga mengharuskan kita untuk lebih waspada terhadap penyalahgunaan yang bisa merugikan banyak orang.

Peningkatan kesadaran akan modus penipuan berbasis AI adalah langkah awal yang sangat penting dalam melindungi diri dari kerugian. Teknologi dapat membawa manfaat besar, tetapi juga bisa menjadi pedang bermata dua jika tidak digunakan dengan bijak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved