Sumber foto: iStock

Modus Baru Penipu Ajak Nikah Ramai di Instagram, Korbannya Banyak

Tanggal: 16 Jul 2024 19:06 wib.
Modus penipuan berkedok asmara semakin marak terjadi di dunia maya, tidak terkecuali di platform Instagram. Kasus ini dialami oleh Tuti, seorang perempuan berusia 29 tahun yang bekerja sebagai analis keuangan. Tuti menjadi korban rayuan penipu yang mengaku akan menikahinya, namun akhirnya harus kehilangan uang senilai Rp 26 juta.

Pada akhir Juni 2024, Tuti menerima pesan dari seorang pria tampan melalui fitur DM Instagram. Pria tersebut mengaku menemukan akun Tuti dari fitur Explore di Instagram. Awalnya, Tuti memperhatikan bahwa pria tersebut sering bertanya tentang hal-hal terkait investasi, yang membuat mereka semakin intens berkomunikasi.

Setelah beberapa waktu berkomunikasi via WhatsApp, penipu mengaku sebagai seorang pekerja offshore di Papua Barat yang akan segera mengakhiri kontraknya. Ia bercerita tentang tawaran mutasi ke Turki, tetapi tidak ingin pergi karena telah merencanakan pernikahan dan masa depan bersama Tuti. Untuk menolak tawaran tersebut, penipu mengajukan opsi cuti personal.

Pelaku memperlihatkan bahwa ia memiliki gaji yang besar, mencapai Rp 7,2 miliar dari total 5 tahun bekerja di offshore. Namun, ia mengaku tidak memiliki akses langsung ke uang tersebut karena dititipkan ke perusahaan. Kemudian, penipu meminta Tuti untuk mentransfer dana sebesar Rp 26 juta untuk biaya transportasi udara menggunakan helikopter dari offshore ke darat.

Tuti curiga namun tetap yakin setelah penipu menyertakan surat cuti resmi dan melibatkan pihak lain dalam percakapan mereka. Namun, kecurigaan kembali muncul saat penipu meminta transfer biaya transportasi ke rekening pribadi atas nama Erwin Heriyadin, meskipun seharusnya menggunakan jasa Heli United Tractor.

Setelah berbagai negosiasi, Tuti akhirnya mentransfer dana sebesar Rp 26 juta ke rekening Erwin. Namun, penipu meminta uang tambahan setelah berhasil mendarat dan menemukan alasan-alasan lain untuk meminta uang. Tuti menolak permintaan tambahan tersebut dan memutuskan untuk menyelidiki kebenaran semua argumen yang telah disampaikan penipu.

Ternyata, setelah menyambangi alamat yang tertera pada surat cuti yang diberikan penipu, Tuti tidak menemukan alamat tersebut. Penipu akhirnya menghilang dan Tuti menyadari bahwa ia telah menjadi korban modus penipuan serupa yang sudah menimpa banyak orang.

Mengingat kasus ini, Tuti menekankan bahwa penipu menggunakan berbagai taktik untuk membuatnya terlena, mulai dari memperlihatkan sifat agamis, menunjukkan bukti-bukti material seperti gaji dan kepemilikan rumah, hingga melibatkan pihak lain dalam aksinya. Ia berharap agar kisahnya dapat menjadi pelajaran bagi semua orang agar tidak mudah terbuai oleh rayuan gombal penipu di berbagai platform, serta tetap berhati-hati dan waspada di dunia maya.

Terlepas dari kisah Tuti, modus penipuan berkedok asmara ini telah menjadi perhatian serius dalam upaya pencegahan kejahatan di dunia maya. Data menunjukkan bahwa kasus penipuan semacam ini semakin marak terjadi, dengan korbannya tidak hanya dari satu kasus, tetapi dari sejumlah kejadian serupa. Hal ini mengindikasikan bahwa modus ini telah menimbulkan banyak korban dan perlu penanganan yang serius dari pihak berwenang.

Menyadari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh modus penipuan ini, pihak-pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan pengawasan terhadap aktivitas di platform-platform media sosial. Selain itu, pemilik akun sosial media juga perlu mengedukasi pengikutnya tentang risiko dan taktik penipuan yang mungkin terjadi, sehingga mereka dapat lebih waspada saat berinteraksi di dunia maya.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved