Misteri Pembacokan Pegawai Kejagung di Depok: Korban Mengaku Tak Punya Musuh
Tanggal: 29 Mei 2025 22:56 wib.
Depok, Tampang.com – Kasus pembacokan yang menimpa seorang pegawai Kejaksaan Agung (Kejagung) berinisial DSK di Depok pada Sabtu (24/5/2025) dini hari masih menyisakan banyak misteri. DSK, yang kini dalam masa pemulihan usai menjalani operasi di bagian tangannya, mengaku kepada polisi bahwa ia tidak mempunyai musuh dan tidak pernah mendapatkan teror sebelum peristiwa nahas itu.
"(Korban) mengaku tidak punya (musuh)," ujar Kasat Reskrim Polres Depok AKBP Bambang Prakoso kepada wartawan, Rabu (28/5/2025). "Belum (pernah mendapat teror), tidak ada. Sementara dari hasil keterangan yang disampaikan tidak ada hal-hal seperti itu," tambah Bambang, merujuk pada pengakuan DSK.
Kronologi Penyerangan Misterius
Insiden pembacokan ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB, ketika DSK sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Sawangan, Kota Depok. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa DSK baru saja pulang kerja dari Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Daskrimti) Kejagung pada Jumat (23/5/2025) pukul 21.00 WIB.
Dalam perjalanan pulang, DSK sempat berteduh dan minum kopi karena cuaca hujan. Setelah hujan reda, ia kembali melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 02.30 WIB, DSK didekati oleh orang tak dikenal (OTK) yang diduga berboncengan dengan sepeda motor dari arah berlawanan.
"Kurang lebih 1 km dari rumah yang bersangkutan, pada saat masih mengendarai sepeda motor dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam, tiba-tiba dari arah depan terdapat dua orang yang berboncengan langsung mendekat saudara DSK dan sambil berteriak 'sikat' sambil mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan saudara DSK," kata Harli, Selasa (27/5/2025).
Para terduga pelaku itu juga sempat meneriakkan "mampus lu" sebelum langsung tancap gas tanpa mengikuti DSK. Akibat serangan ini, DSK mengalami luka berat pada jari tangannya yang mengharuskannya menjalani operasi.
Pengawasan Misterius Pasca-Pembacokan
Yang menambah misteri dalam kasus ini adalah pengakuan DSK bahwa ia sempat melihat dua orang yang mengawasinya dalam perjalanan ke rumah sakit. Hal ini menimbulkan spekulasi apakah insiden pembacokan ini merupakan kejahatan jalanan biasa atau ada motif lain yang lebih kompleks.
Meskipun DSK mengaku tidak memiliki musuh atau riwayat teror, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik penyerangan yang terencana ini. Keterbatasan bukti seperti ketiadaan CCTV di lokasi kejadian dan tidak adanya barang yang hilang dari korban menjadi tantangan tersendiri bagi aparat penegak hukum.
Penyelidikan kasus ini diharapkan dapat memberikan titik terang dan mengungkap dalang di balik serangan yang mengancam keselamatan seorang pegawai lembaga penegak hukum.