Merasa Laporan Diabaikan Polisi, Korban KDRT Curhat ke Damkar
Tanggal: 26 Jun 2025 12:14 wib.
Seorang ibu rumah tangga berinisial D (26 tahun) baru-baru ini mengungkapkan kisah pilunya setelah mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). D merasa sangat terpuruk, terutama setelah laporan yang dia ajukan kepada Polres Metro Bekasi Kota tampaknya diabaikan. Dalam keputusasaannya, ia menemukan harapan baru ketika menceritakan pengalamannya kepada petugas pemadam kebakaran, yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memberikan perhatian emosional yang sangat dibutuhkan.
KDRT adalah isu serius yang menjangkit banyak kalangan di masyarakat, dan sayangnya, banyak korban merasa tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya dari pihak kepolisian. Hal ini juga dialami oleh D. Ia melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya di rumah, namun tidak mendapatkan respons yang memadai. Merasa tak berdaya dan putus asa, D merasa bahwa tidak ada jalan keluar dari situasi yang mengancam keselamatan jiwanya.
Suatu hari, saat berada di dekat lokasi tempat kerjanya, D bertemu dengan petugas pemadam kebakaran. Dalam kondisi emosional yang sangat rentan, ia memutuskan untuk mendekati mereka dan menceritakan semua yang telah dialaminya. Petugas pemadam kebakaran mendengarkan dengan seksama dan penuh empati, memberikan D ruang untuk berbagi rasa sakit dan trauma yang telah menimpanya.
D mengaku, setelah menceritakan kisahnya kepada petugas damkar, ia merasa sedikit lebih lega. "Seolah ada beban berat yang terangkat dari pundak saya," ujarnya. Momen tersebut memberinya kekuatan baru untuk terus berjuang melawan situasi yang dialaminya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial bagi korban KDRT, terlepas dari institusi manapun.
Kisah D bukanlah kasus tunggal. Banyak korban KDRT lain yang merasakan hal serupa: keputusasaan, kurangnya dukungan, dan perlunya pengakuan atas pengalaman mereka. KDRT tidak hanya menyisakan luka fisik, tetapi juga menyebabkan dampak psikologis yang dalam. Beberapa korban bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup mereka karena merasa terjebak dalam siklus kekerasan yang tidak kunjung berakhir.
Oleh karenanya, penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk terus mendukung dan memberikan perhatian kepada korban KDRT. Dukungan dari keluarga, teman, atau bahkan institusi seperti pemadam kebakaran, bisa menjadi jembatan yang membantu korban menemukan kembali keyakinan dan harapan untuk melanjutkan hidup. Dalam kasus D, petugas pemadam kebakaran bukan hanya berperan dalam menangani kebakaran, tetapi juga tampil sebagai pendengar yang baik, yang dapat memberikan dukungan moral yang sangat berarti.
Transformasi peran ini menjadi gambaran nyata bahwa semua pihak memiliki kemampuan untuk membantu, bahkan dalam situasi yang tampaknya jauh dari tugas utamanya. Dalam menghadapi KDRT, tindakan kecil seperti mendengarkan cerita seseorang bisa membawa dampak yang besar. Dengan semakin banyaknya kasus KDRT yang terjadi, kehadiran individu atau layanan yang peduli menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.
Pengalaman D dan curhatnya kepada petugas damkar mengingatkan kita bahwa setiap suara, setiap cerita, harus didengar dan dihargai. Dengan membuka ruang dialog, kita dapat bersama-sama mengatasi masalah yang sangat serius ini dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan saling mendukung.