Sumber foto: iStock

Malaysia Geger Sekte Sesat Bisnis Islam, Korban Ratusan Anak-Ada di RI

Tanggal: 14 Sep 2024 05:26 wib.
Malaysia dihebohkan dengan kasus sekte terlarang sebuah organisasi bisnis Islam besar, Global Ikhwan Services and Business (GISB). Ratusan anak, rentang usia satu hingga 17 tahun, bahkan diduga menjadi korban pelecehan seksual. Kasus ini terungkap dari penyelidikan di 20 tempat penampungan amal di dua negara bagian.

Penyelidikan yang dilakukan pada Rabu menghasilkan penangkapan 171 tersangka, termasuk guru dan pengasuh, di mana sekitar 400 anak-anak dan remaja berhasil diselamatkan. Mereka diduga telah menjadi korban pelecehan seksual dan fisik, bahkan dipaksa untuk saling menyiksa oleh staf panti jompo yang diyakini dijalankan oleh GISB.

Menurut laman yang dikutip dari AFP, para korban ditemukan dalam kondisi yang mengerikan di panti jompo yang menjadi tempat penampungan mereka. Mereka diselamatkan dari situasi yang menyedihkan dan mengerikan setelah polisi melakukan penggerebekan di lokasi-lokasi yang terlibat.

Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain mengungkapkan dalam sebuah konferensi pers bahwa pemeriksaan kesehatan awal telah menunjukkan bahwa sedikitnya 13 anak di bawah umur telah mengalami pelecehan seksual. Para korban, saat ini, masih menjalani pemeriksaan medis setelah ditempatkan di pusat pelatihan polisi di Kuala Lumpur.

Lebih lanjut, inspektur jenderal polisi merinci bahwa beberapa anak mengalami perlakuan yang sungguh mengerikan, termasuk di antaranya adalah anak berusia lima tahun yang dikabarkan telah dibakar dengan sendok panas. Selain itu, anak-anak yang sakit tidak diizinkan untuk mencari perawatan medis sampai kondisi mereka menjadi kritis. Para pengasuh juga disebut melakukan tindakan memaksa dan menyentuh tubuh anak-anak sebagai tindakan yang menyimpang.

Sementara GISB membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa mereka tidak mengelola panti jompo tersebut. Meski begitu, GISB telah menjadi kontroversi karena hubungannya dengan sekte Al-Arqam Malaysia yang telah dilarang sejak 1994 karena ajarannya yang dianggap menyimpang.

Selain itu, GISB juga pernah membuat kontroversi dengan pendirian "Klub Istri yang Patuh" pada tahun 2011. Kampanye mereka menyerukan para wanita untuk menjadi "pelacur di ranjang" untuk menghentikan suami mereka dari selingkuh.

GISB memiliki berbagai bisnis di Malaysia, mulai dari supermarket hingga restoran, dan bahkan beroperasi di beberapa negara termasuk Indonesia, Prancis, dan Inggris Raya. Polisi yakin bahwa anak-anak di bawah umur di panti jompo tersebut semuanya adalah anak-anak anggota GISB, meski sampel DNA tak akan dilakukan untuk memverifikasinya.

Reaksi dari lembaga PBB UNICEF terhadap kasus ini juga sangat pedas. UNICEF menyebutkan bahwa para korban telah mengalami kengerian yang tak terbayangkan, sehingga mereka akan membutuhkan dukungan medis dan psikososial profesional jangka panjang.

Dari sisi diplomatik, pemerintah Malaysia seharusnya mengambil langkah-langkah yang tegas dalam menangani kejadian ini untuk melindungi hak-hak anak-anak dan mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Juga penting bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa para pelaku mendapat hukuman sesuai dengan pelosok hukum yang berlaku. Keamanan dan kesejahteraan anak-anak harus menjadi prioritas utama dan tidak boleh diabaikan.

Kasus ini juga harus menjadi peringatan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan pengawasan terhadap organisasi atau lembaga yang memiliki potensi untuk menyalahgunakan kekuasaan dan merugikan anak-anak. Perlindungan terhadap anak-anak adalah tanggung jawab bersama dan harus diutamakan dalam segala kebijakan dan regulasi yang dibuat. Hal ini juga sejalan dengan komitmen internasional untuk melindungi hak-hak anak, yang menjadi bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved