Lingkungan Tercemar Limbah Pabrik, Aktivitas Belajar di Sekolah Terganggu
Tanggal: 23 Jul 2017 17:04 wib.
Tampang.com - Pabrik yang beroperasi di suatu daerah seharusnya memiliki tempat pengolahan atau pembuangan limbahnya sendiri. Jangan sampai mencemari lingkungan sekitar seperti yang terjadi di Desa Kalola, Kecamatan Bambalamotu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat.
Permukiman dan sarana publik tercemar oleh limbah pabrik pengolahan sawit yang mengakibatkan warga, guru serta siswa di SD Inpres terpaksa menggunakan masker atau penutup hidung lainnya saat sekolah.
Limbah pabrik pengolahan sawit yang mencemari lingkungan tersebut mengeluarkan aroma busuk yang sangat mengganggu aktivitas belajar dan bermain di sekolah. Sejumlah siswa yang tidak memiliki masker memilih menggunakan sapu tangan atau baju sebagai penutup hidung dan mulut.
Kejadian pembuangan limbah pabrik yang dibuang sembarangan di selokan bahkan permukiman warga sudah sering diprotes oleh warga, namun tidak ditanggapi dan diabaikan oleh pihak perusahaan, PT TIP.
Siswa SD Inpres Kalola kesulitan untuk berkonsentrasi karena bau busuk yang sangat menyengat bahkan sampai masuk ke dalam ruang kelas, terlebih jika angin sedang kencang aroma busuk semakin menyengat hidung.
Nikmat Sukma sebagai salah satu guru mengatakan jika pihaknya sudah beberapa kali meminta pertanggungjawaban pada pihak terkait atas pencemaran limbah di lingkungan mereka karena snagat mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga.
“Ini sangat mengganggu proses belajat maupun saat siswa bermain. Meski guru dan siswa pakai masker atau penutup mulut, tetap juga bau,” ujar Nikmat.
Pihak PT TIP masih belum memberi kejelasan pertanggung jawaban pihak mereka terhadap lingkungan yang telah tercemar limbah. Begitu pun pemerintah setempat yang sudah mengetahui keluhan warga mengenai masalah ini namun hingga kini mereka belum merespons melalui tindakan nyata.