Sumber foto: tawaf.tv

Kesaksian Direktur RS Al Shifa saat Ditawan Israel, Bikin Ngilu

Tanggal: 8 Jul 2024 20:18 wib.
Puluhan warga Palestina telah dibebaskan oleh pihak Israel dan dikembalikan ke Gaza pada Senin (1/7/2024). Salah satu di antara mereka adalah Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Sebagai kepala rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Abu Salmiya mengungkapkan kenyataan pahit tentang siksaan yang dialaminya dan juga tahanan lainnya selama ditawan oleh Israel. Setelah tujuh bulan mendekam di penjara dan fasilitas penahanan Israel, dokter tersebut menyatakan bahwa mereka menjadi korban "penyiksaan hampir setiap hari".

Abu Salmiya mengungkapkan bahwa mereka telah menjadi sasaran "penyiksaan hampir setiap hari" selama masa tahanan di Israel. Siksaan tersebut meliputi penyerangan dengan tongkat dan anjing, perampasan makanan dan obat-obatan, serta penghinaan fisik dan psikologis. Pernyataan ini dikutip dari The Guardian.

Tidak hanya merupakan pengalaman pahit bagi Abu Salmiya, tahanan lain yang ikut dibebaskan bersamanya juga menuduh adanya penyiksaan. Meskipun klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, namun hal tersebut sejalan dengan laporan-laporan lain dari warga Palestina yang pernah ditahan di tahanan Israel.

Selain itu, Abu Salmiya juga menyinggung bahwa staf medis di berbagai fasilitas tempat ia ditahan juga ikut terlibat dalam penyiksaan yang mereka alami, yang diklaimnya "melanggar semua hukum". Ia juga menyebut bahwa beberapa tahanan lain ada yang mengalami amputasi anggota tubuhnya karena perawatan medis yang buruk. Tidak ada tanggapan langsung dari layanan penjara Israel terkait tuduhan-tuduhan ini, yang sebelumnya telah membantah berbagai tuduhan serupa.

Pembebasan Abu Salmiya dan tahanan lainnya menimbulkan pertikaian politik di Israel. Pejabat tingkat atas di negara tersebut membantah mengetahui tindakan penyiksaan sebelumnya dan menyatakan bahwa mereka tidak berhubungan dengan keputusan pembebasan ini.

Shin Bet, badan intelijen Israel, menyatakan bahwa pembebasan dilakukan bersama dengan perintah dari militer Israel untuk "mengosongkan tempat-tempat di pusat-pusat penahanan". Mereka menentang pembebasan tahanan yang terlibat dalam serangan terhadap warga sipil Israel, sehingga hanya membebaskan beberapa tahanan Gaza yang dianggap "tidak terlalu berbahaya".

Pada bulan Oktober, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan yang menyebabkan Israel melancarkan serangannya ke Gaza. Dalam peristiwa tersebut, militan Palestina menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 250 orang lainnya.

Akar konflik antara Israel dan Palestina telah menyebabkan banyak korban jiwa, terutama di pihak Palestina. Menurut kementerian kesehatan Gaza, perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 37.900 warga Palestina. Meski angka ini tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil, hampir setengah dari 28.000 orang yang telah diidentifikasi sepenuhnya adalah wanita dan anak-anak.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved