Kejanggalan dari Kematian Terpidana Teroris
Tanggal: 17 Feb 2018 13:32 wib.
Tampang.com - Berita kematian teroris Muhammad Jefri ( MJ ) menjadi tanda tanya yang besar oleh sebagian orang. Terlepas apakah MJ terlibat dalam jaringan terorisme atau tidak, pihak Densus 88 atau polisi harus terbuka terkait kematian Muhammad Jefri tersebut.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendesak Polri terbuka ke publik. Meski Polri telah menegaskan MJ meninggal karena sakit, sejumlah pihak belum puas dan minta Polri transparan member penjelasan.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, peristiwa seperti ini bukan mengubur terorisme, namun justru mereproduksi terorisme baru. Dahnil mengaku menemukan sinyal kejanggalan dalam kasus kematian MJ. Agar kejanggalan itu tak menjadi fitnah dan tuduhan, dia menilai Polri perlu menjelaskan secara terbuka hasil autopsi terhadap jenazah MJ.
"Tidak seperti kasus Siyono yang sampai detik ini tidak jelas penuntasan hukumnya. Meskipun autopsi terang sudah membuktikan Siyono meninggal karena penganiayaan, bukan karena yang lain," ucap Dahnil.
Lebih lanjut, Dahnil juga menyarankan pihak keluarga MJ mencari keadilan secara aktif dan tidak perlu takut menghadapi persoalan ini. Dia juga menyarankan agar pihak keluarga membawa kasus kematian terduga teroris MJ ke Komnas HAM.
"Ini penting, dan polisi tidak boleh tertutup terkait dengan hal ini," Dahnil memungkasi.
Dan pihak Densus 88 juga harus memberi alasan melarang pihak keluarga membuka kafan jenazah MJ. Jika ditemukan kesalahan prosedur pada proses penangkapan yang dilakukan Densus 88, maka harus ada penegakan hukum yang jelas.
Dan semoga semua masalah dapat terselesaikan dengan baik untuk semua pihak yang terkait.