Sumber foto: iStock

Kasus Bunuh Diri di Kalangan Gen Z RI Naik, Ini Penyebabnya

Tanggal: 12 Okt 2024 18:55 wib.
Kasus bunuh diri di kalangan Gen Z di Indonesia semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Rentetan kasus tersebut termasuk di lingkungan kampus, memberikan kekhawatiran yang mendalam bagi masyarakat. Data dari kepolisian yang dikutip dari Pusiknas Polri mencatat bahwa antara Januari 2024 dan Agustus 2024 terdapat 849 kasus bunuh diri. Fakta ini menempatkan kasus bunuh diri sebagai gangguan ketertiban terbanyak keempat di Indonesia.

Menurut data tersebut, pelaku bunuh diri terbanyak berusia 26 hingga 45 tahun, mencakup 263 kasus. Sedangkan pelaku bunuh diri di bawah usia 17 tahun sebanyak 79 orang, dan di usia 17 hingga 25 tahun sebanyak 75 orang. Latar belakang pendidikan pelaku bunuh diri kebanyakan adalah lulusan SMA atau sederajat, yaitu sebanyak 137 orang atau 16,07 persen. Namun terdapat juga 67,84 persen pelaku bunuh diri dengan latar belakang pendidikan yang tidak diketahui.

Dalam mengaitkan fenomena ini dengan kehidupan manusia, Soeprapto, seorang Sosiolog Kriminalitas dan Dosen Purna UGM, menyatakan bahwa terdapat dua fenomena kekuatan pengaruh yang penting. Pertama, individu berpengaruh terhadap kelompok, dan kedua, kelompok mempengaruhi individu. Soeprapto juga menyoroti pengaruh label negatif yang diberikan oleh kelompok terhadap individu sebagai faktor yang turut memengaruhi perilaku bunuh diri.

Namun, Soeprapto menekankan bahwa fenomena ini tidak sesederhana itu. Dia menjelaskan bahwa pelaku bunuh diri umumnya melakukan tindakan tersebut karena merasa anomi, di mana mereka merasa terasing dan tidak mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya. Ini menjadikan mereka mencari jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan mereka.

Pelaku bunuh diri yang besar dalam kalangan Generasi Z dihubungkan dengan masuknya generasi ini ke dalam era Revolusi Industri 4.0. Soeprapto menyatakan bahwa Generasi Z cenderung menggunakan sarana komunikasi dan interaksi secara digital, yang membuat mereka kesulitan membina ikatan emosional yang kuat. Kurangnya keterhubungan ini juga berpengaruh pada kemampuan mendapatkan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Novita Tandry, juga memberikan pandangannya terkait kasus bunuh diri yang terjadi di kalangan Generasi Z. Dia menekankan bahwa stigma negatif terhadap Generasi Z, seperti dianggap lemah dan kurang daya juang, tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, stigma tersebut sering kali muncul karena adanya kesenjangan pemahaman antara generasi sebelumnya, termasuk orang tua, dengan Generasi Z.

Novita menegaskan bahwa pada usia mahasiswa, Generasi Z sedang mencari identitas diri dan arah kehidupan yang diinginkan. Faktor-faktor seperti perbandingan diri dengan orang lain di media sosial juga turut memengaruhi gambaran diri seseorang, terutama saat mencapai usia dewasa.

Peran orang tua sebagai pengasuh dan pembimbing sangat penting dalam membentuk mental dan kepribadian anak-anak. Keterlibatan orang tua dalam memberikan dukungan dan pengertian kepada anak-anaknya menjadi krusial dalam mengatasi masalah-masalah psikologis, seperti depresi dan kecemasan. Kesadaran akan pentingnya pembinaan spiritual juga menjadi faktor penentu dalam membentuk karakter kuat pada anak-anak.

Dengan demikian, kasus bunuh diri di kalangan Gen Z dapat menjadi peringatan bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan mental, terutama pada generasi muda. Perlunya kerjasama antara keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan psikologis yang sehat bagi Generasi Z. Kebijakan yang memperkuat pendampingan dan dukungan mental, serta pendidikan tentang kesehatan mental sejak dini, menjadi langkah yang krusial dalam menekan angka bunuh diri di kalangan generasi muda.

Masalah depresi jangan dianggap ringan. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, hubungi pihak yang bisa membantu, misalnya saja Into The Light (pendampingan.itl@gmail.com) untuk penduduk Jabodetabek atau Inti Mata Jiwa untuk penduduk Yogyakarta dan sekitarnya (intimatajiwa@gmail.com)

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved