Ibu Rumah Tangga di Ciduk Polisi, Banyak Ngoceh di “Facebook”

Tanggal: 18 Sep 2017 09:17 wib.
Tampang.com- Lagi dan lagi kebebasan berpendapat sudah tidak bisa seperti  dulu lagi, berpendapat boleh asal diminta namun kalua tidak diminta mungkin lebih baik diam dan menonton. Itulah mungkin fakta yang sebenarnya terjadi saat ini.

Dunia semakin berkembang dengan adanya medsos namun kebebasan berpendapat mungkin belum bisa berkembang seperti layaknya perkembangan zaman. Dengan adanya media social orang semakin banyak berkomentar dan mengungkapkan pendapatnya, namun kalau tidak diminta lebih baik diam ari pada bermasalah untuk diri sendiri, karena sekarang banyak yang merasa sensitive dengan setiap pendapat dari massa.

Unggahan tulisan ibu rumah tangga Asma Dewi telah menjadikan masalah  buat dirinya, mungkin dulu sang ibu hanya seorang ibu rumah tangga dan seorang sosialita namaun sekarang harus berurusan dengan polisi karena unggahan komentarnya pada akun Facebooknya.

Kuasa hukum tersangka kasus ujaran kebencian Asma Dewi, Djudju Purwantoro mengungkapkan, ada tiga postingan di medsos yang menjadi dasar penangkapan kliennya. Ketiganya diunggah Asma Dewi sekitar tahun 2016.

Adapun postingan Asma Dewi yang membuat dirinya menjadi tersangka sebagai berikut:

Pertama,, “pernah dengan vaksin virus campak rubela dari Cina? Dia katakan ya itulah kalau vaksin atau virus dari Cina, hanya Cina itu saja yang dipersoalkan," kata Djudju di Masjid Baiturrahman, Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2017).

Kedua, “pernah dengan Mentan katakan harga daging mahal. Kalau merasa mahal, makan jeroan saja, pernah dengar? Yang nyatakan bukan Bu Asma, tapi Mentan, kok masyarakat makan jeroan, kenapa enggak menterinya makan jeroan?" Djudju menjelaskan.

Ketiga,” "Ada tulisan Sansekerta, postingnya negara Singapura diajarkan Sansekerta. Kenapa di Indonesia diajarkan bahasa Cina, Cina lagi," kata dia

 Kuasa hukum Asma Dewi akan melakukan pra-peradilan karena menilai penangkapan kliennya tidak sesuai prosedur.

Pertama beberapa aparat lompati pagar, mereka ada sekitar 10 orang. Kemudian setelah lompat pagar, sekering listrik mati hidupkan. Kemudian panggil Ibu, belum siap pakaian lengkap untuk segera keluar," tandas Djudju.

Semoga kasus yang menimpa Asma Dewi tidak berlanjut, dan ada kebaikan didalam nya. Amin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved