Ibu Kandung Ungkap Perbedaan Perilaku Fadria Polimengo sebelum Dibunuh sang Kakak
Tanggal: 17 Jul 2024 08:05 wib.
Fadria Polimengo (16) menjadi korban pembunuhan oleh kakak kandungnya, Galang Polimengo (17), di Desa Lemito, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Insiden tragis ini menggegerkan masyarakat setempat. Marlina Lahiya (41), ibu dari kedua korban, akhirnya buka suara terkait peristiwa mengerikan itu.
Menurut Marlina, Fadria terlihat memiliki perilaku yang tidak biasa sebelum pertikaian mematikan tersebut. Biasanya, Fadria suka menonton televisi ketika tidak menggunakan handphone. Namun, sehari sebelum kejadian, Fadria hanya mengurung diri di kamar dan tidak menonton televisi sama sekali. Perubahan perilaku ini membuat Marlina merasa khawatir.
Selain itu, Fadria biasanya sering mengantar jemput adiknya ke rumah tantenya di Dusun Bayalo, namun sebelum kejadian, Fadria hanya mengantarkan adiknya dan menitipkan baju-baju sang adik. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Fadria mungkin merasa bahwa ini bukanlah sebuah kejadian biasa. Marlina juga merasa bahwa Fadria sudah jarang berkunjung ke rumah saudarinya dan menjadi sangat pendiam sebelum kejadian tragis itu.
Pada Minggu (14/09/2024) sore, Fadria Polimengo tewas di tangan sang kakak karena sebuah pertikaian. Kronologis kejadian tersebut diungkap oleh warga setempat, Hamir Hulopi. Galang, sebelumnya telah mengonsumsi minuman keras dan menghirup lem 'Eha Bond'. Setelah mengantarkan temannya pulang, Galang kembali ke rumah dan meminjam sepeda motor kepada Fadria. Ketika Fadria menolak meminjamkan sepeda motor karena adiknya sedang tertidur, pertengkaran pun tak terelakkan.
Pertengkaran itu berubah menjadi tragedi ketika Galang memukul dan menusuk adiknya dengan brutal menggunakan toples dan tombak. Akibat pengaruh minuman keras dan lem, Galang akhirnya membunuh adiknya sendiri. Karena pengaruhnya, akal sehat sang kakak hilang sehingga menyebabkan tragedi mengerikan itu terjadi.
Polisi akhirnya menemukan bukti berupa tombak dan kain yang disimpan dalam gudang, sehingga Galang tidak bisa lagi mengelak. Ia pun akhirnya mengakui tindakannya pada hari berikutnya setelah bukti-bukti tersebut ditemukan.
Sungguh sebuah kejadian yang sangat tragis, terlepas dari apa yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Situasi ini juga menjadi pengingat bahwa pentingnya peran orangtua dalam mendeteksi perubahan perilaku anak-anak mereka. Perubahan perilaku yang drastis seperti yang terjadi pada Fadria sebelum kejadian seharusnya menjadi perhatian serius bagi orang tua atau keluarga terdekat untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya pendekatan tentang kesadaran akan dampak konsumsi minuman keras pada perilaku seseorang. Pengaruh buruk minuman keras terhadap mental dan emosi seseorang dapat membawa dampak yang sangat fatal, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Karena itu, lebih banyak lagi upaya sosialisasi dan pengawasan terkait dengan konsumsi minuman keras perlu dilakukan, terutama di kalangan remaja.
Kesadaran akan perubahan perilaku seseorang juga sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik yang dapat mengarah pada tindakan kekerasan. Orangtua, keluarga, dan lingkungan sekitar perlu lebih peka terhadap tanda-tanda perubahan perilaku yang mengkhawatirkan pada anak-anak atau remaja mereka. Upaya pencegahan seperti ini dapat mencegah terjadinya peristiwa tragis seperti yang menimpa Fadria Polimengo.