Sumber foto: Google

Hacker Ransomware Memberi Kunci Akses PDN Gratis, Ini Menurut Ahli IT

Tanggal: 4 Jul 2024 20:34 wib.
Sebuah kelompok hacker yang membawa Ransomware Brain Cipher secara resmi telah memberikan kunci akses untuk membuka sistem Pusat Data Nasional Sementara 2 di Surabaya. Ahli IT atau informasi dan teknologi menyatakan bahwa pemerintah sedang melakukan analisis terhadap kunci tersebut.

Hacker tersebut memberikan sebuah tautan atau link yang memungkinkan untuk membuka akses ke Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya. Kelompok hacker Brain Cipher Ransomware juga menjelaskan cara penggunaannya.
“Kami akan menunggu pihak kedua untuk secara resmi mengonfirmasi bahwa kuncinya berfungsi dan data dipulihkan. Setelah itu, kami akan menghapus data secara permanen,” kata Hacker Brain Cipher Ransomware yang dikutip dari akun X @stealthmore_int.

Mereka menyatakan bahwa kunci tersebut hanya bisa digunakan untuk membuka akses Pusat Data Nasional Sementara 2 di Surabaya. Hacker juga menjelaskan cara penggunaannya.
Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom, Alfons Tanujaya, menyampaikan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap kebenaran kunci tersebut. “Saya menunggu konfirmasi dari tim Pusat Data Nasional, apakah benar file yang diberikan oleh hacker Brain Cipher Ransomware itu bisa mendekripsi data,” ujar Alfons melalui akun Instagram pada Rabu malam (3/7).
“Jika itu benar, artinya semua data Pusat Data Nasional yang dienkripsi oleh Brain Cipher Ransomware sekarang dapat dipulihkan,” tambahnya. “Ini langkah terakhir yang kami benar-benar berharap semuanya berjalan dengan baik.”

Alfons juga berencana untuk memenuhi janjinya dengan memberikan donasi kepada hacker Brain Cipher Ransomware melalui akun dompet digital kripto Monero.

Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah perlu berhati-hati dalam merespons kunci akses gratis tersebut. Menurutnya, memberikan kunci enkripsi tidak menjamin keamanan data di Pusat Data Nasional Sementara. Alasannya termasuk:
1. Ada kemungkinan Brain Cipher Ransomware telah menyelipkan backdoor di salah satu server yang dapat digunakan untuk masuk kembali ke sistem Pusat Data Nasional Sementara dan melakukan serangan selanjutnya.
2. Backdoor tersebut dapat ditemukan oleh hacker lain dan digunakan untuk meretas sistem Pusat Data Nasional Sementara.
3. Tools yang diberikan mungkin juga memiliki malware lain yang dapat menginfeksi sistem Pusat Data Nasional Sementara dengan lebih parah.

“Meskipun begitu, kami berharap bahwa Brain Cipher Ransomware akan benar-benar memberikan kunci untuk membuka file yang terenkripsi, sehingga instansi yang terkendala dapat segera menggunakan data dan aplikasi,” ujar Pratama.
Ia juga mengimbau Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) untuk menganalisis kunci akses Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya yang diberikan oleh hacker Brain Cipher Ransomware pada tanggal 3 Juli. Analisis ini diperlukan untuk memastikan bahwa tools tersebut dapat digunakan untuk membuka file yang terkunci tanpa menimbulkan masalah yang lebih serius maupun adanya malware baru.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved