Sumber foto: liputan6.com

German Shutdown Konferensi Palestina

Tanggal: 13 Apr 2024 17:18 wib.
Polisi Jerman menutup konferensi Palestina di Berlin kurang dari dua jam setelah acara dimulai. Ratusan polisi berpakaian preman menyerbu pertemuan tersebut, memutuskan siaran langsung video dan listrik.

Setidaknya satu demonstran Yahudi ditangkap oleh polisi sementara kerumunan meneriakkan "Viva, viva Palestina" dan "Stop genosida."

Menanggapi serbuan polisi, mantan Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis, yang dijadwalkan untuk berbicara di Kongres Palestina, menulis online bahwa apa yang "telah dilakukan polisi Jerman adalah bukti bahwa fasis tidak lagi perlu berada di pemerintahan untuk berkuasa."

Seorang penyelenggara Kongres mengatakan acara tersebut dilarang karena tekanan dari pemerintah federal.

Salah satu pembicara utama, dokter Palestina-Britania Ghassan Abu Sittah, dekan Universitas Glasgow, ditahan oleh polisi federal di bandara Berlin dan dicegah masuk ke Jerman.

Konferensi tiga hari ini seharusnya memberikan pandangan kritis terhadap dukungan tanpa syarat Jerman kepada Israel, dengan Berlin sebagai pemasok senjata terbesar kedua ke Tel Aviv.

Mendengar berita ini, banyak pihak mengecam tindakan keras polisi Jerman. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat dan melihatnya sebagai bentuk represi terhadap suara-suara yang peduli terhadap nasib Palestina.

Menurut data Amnesty International, Jerman memang telah tercatat sebagai salah satu pemasok senjata terbesar untuk Israel. Fakta ini semakin menambah kontroversi terkait penutupan konferensi Palestina di Berlin.

Namun, di sisi lain, pemerintah Jerman mengklaim bahwa tindakan ini diambil untuk mencegah terjadinya tindakan yang bersifat serangan terhadap kelompok tertentu, dan untuk menjaga keamanan publik.

Pelaksanaan konferensi semacam ini memang memicu ketegangan dan perdebatan yang kompleks terkait Isu Israel-Palestina, dan konfliknya yang terus berlangsung selama puluhan tahun. Sehingga, wajar jika hal ini menciptakan reaksi yang beragam dari berbagai pihak.

Tindakan keras ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berpendapat dan hak untuk menyampaikan pendapat. Apakah ada kekhawatiran bahwa pihak yang kritis terhadap kebijakan luar negeri Jerman, khususnya terkait Israel, tidak dapat dengan bebas mengekspresikan pandangannya?

Kontroversi penutupan konferensi Palestina di Jerman memberikan gambaran yang lebih luas tentang konflik politik dan pandangan masyarakat terhadap permasalahan Israel-Palestina. Sebuah gambaran yang selalu identik dengan kontroversi, namun tetap membutuhkan dialog terbuka untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved