Emak-emak di Trenggalek Laporkan Dugaan Penggelapan Arisan Rp4 Miliar
Tanggal: 20 Feb 2025 13:31 wib.
Belasan emak-emak di Trenggalek, Jawa Timur, melaporkan dugaan penggelapan dana arisan yang dilakukan oleh seorang admin berinisial WS ke Polres Trenggalek. Dugaan penipuan ini menyebabkan kerugian hingga Rp4 miliar, dengan 42 orang menjadi korban.
Salah satu korban, Aning Triwahyuni, mengungkapkan bahwa arisan ini sudah berjalan selama lima tahun dan awalnya tidak pernah bermasalah. Namun, kondisi berubah drastis setelah WS tiba-tiba menghilang dan banyak anggota arisan tidak menerima pencairan dana yang seharusnya mereka terima.
"Selama ini arisan berjalan lancar, tapi sejak beberapa bulan lalu banyak yang belum menerima uangnya. WS juga sulit dihubungi, kami jadi curiga," ujar Aning.
Para korban akhirnya sepakat untuk melaporkan WS ke polisi setelah beberapa kali mencoba mencari keberadaannya namun tidak membuahkan hasil.
Arisan ini menggunakan sistem menurun dengan skema investasi lelang. Para anggota yang mengikuti arisan dijanjikan bunga tinggi, yakni keuntungan sekitar Rp11,5 juta hingga Rp12 juta per bulan hanya dengan setoran sebesar Rp10 juta.
Skema ini awalnya tampak menguntungkan dan menarik banyak peserta untuk bergabung. Namun, setelah beberapa waktu, pembayaran mulai tersendat, dan para peserta tidak lagi menerima dana sesuai jadwal.
"Kami dijanjikan keuntungan besar, makanya banyak yang ikut. Tapi sekarang, uang yang kami setorkan malah raib," keluh salah satu korban lainnya.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro, membenarkan adanya laporan terkait dugaan penggelapan dana arisan ini. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti-bukti terkait.
"Kami sudah menerima laporan dari para korban dan sedang mendalami kasus ini. Kami juga akan mencari keberadaan WS untuk dimintai keterangan," kata AKP Eko.
Selain itu, polisi mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengikuti arisan atau skema investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
"Kasus seperti ini sering terjadi. Kami imbau masyarakat untuk lebih teliti dan tidak mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan tinggi yang tidak masuk akal," tambahnya.
Para korban berharap polisi bisa segera menangkap WS dan dana mereka dapat dikembalikan. Beberapa korban mengaku mengalami kesulitan ekonomi karena uang yang mereka setorkan merupakan tabungan keluarga atau hasil pinjaman.
"Saya sampai minjam uang buat ikut arisan ini. Sekarang malah rugi, saya bingung harus gimana," ujar salah satu korban yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengikuti arisan atau investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Sementara itu, polisi terus berupaya mengungkap kasus ini dan memastikan para korban mendapatkan keadilan.