Sumber foto: Google

eFishery Palsukan Laporan Keuangan, Pendapatan dan Laba Digelembungkan

Tanggal: 25 Jan 2025 13:21 wib.
Salah satu startup ternama Indonesia, eFishery, tengah menjadi sorotan setelah terungkap adanya dugaan pemalsuan laporan keuangan. Mengutip laporan dari The Straits Times pada Jumat (24/1/2025), hal ini terkuak berkat laporan dari seorang whistleblower yang mengungkap ketidaksesuaian antara data keuangan yang dilaporkan kepada investor dan kondisi sebenarnya.

Dalam laporan kepada para investor, eFishery mengklaim mencatat laba sebesar 16 juta dolar AS selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Namun, investigasi internal yang dilakukan oleh dewan direksi menemukan fakta sebaliknya: perusahaan sebenarnya mengalami kerugian sebesar 35,4 juta dolar AS pada periode yang sama.

Perbedaan signifikan ini memunculkan pertanyaan serius tentang integritas laporan keuangan perusahaan, terutama karena eFishery merupakan salah satu startup yang mendapatkan perhatian besar dari investor internasional.

Selain laba yang digelembungkan, laporan keuangan eFishery juga menunjukkan ketidaksesuaian dalam pendapatan. Perusahaan melaporkan pendapatan sebesar 752 juta dolar AS selama periode sembilan bulan pertama 2024. Namun, hasil investigasi mengungkapkan bahwa pendapatan riil hanya mencapai 157 juta dolar AS, jauh di bawah angka yang dilaporkan.

Ketidaksesuaian ini menunjukkan adanya upaya untuk memberikan gambaran yang lebih positif kepada investor mengenai kinerja perusahaan. Langkah ini, jika terbukti dilakukan dengan sengaja, berpotensi melanggar hukum dan etika bisnis.

Investigasi terhadap laporan keuangan eFishery dimulai setelah whistleblower menyampaikan laporan kepada dewan direksi. Dewan kemudian menunjuk tim independen untuk menyelidiki dugaan pemalsuan ini. Proses investigasi awal mengindikasikan bahwa manipulasi data dilakukan secara sistematis oleh pihak internal perusahaan.

Menurut sumber internal yang tidak disebutkan namanya, manipulasi ini diduga dilakukan untuk menjaga kepercayaan investor di tengah tekanan finansial yang dialami eFishery. Startup ini diketahui tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga arus kas dan mempertahankan operasionalnya.

Skandal ini membawa dampak besar terhadap para investor yang telah menanamkan modalnya di eFishery. Sebagai salah satu startup yang sebelumnya dipandang sebagai contoh sukses di sektor teknologi perikanan, kasus ini berpotensi merusak reputasi perusahaan dan menurunkan minat investor terhadap startup lokal lainnya.

Investor kini menuntut transparansi penuh dari eFishery dan meminta perusahaan untuk segera mengambil langkah-langkah perbaikan. Beberapa investor juga mempertimbangkan langkah hukum jika manipulasi ini terbukti dilakukan dengan sengaja.

Hingga saat ini, eFishery belum memberikan pernyataan resmi terkait temuan investigasi tersebut. Namun, pihak dewan direksi menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan tim investigasi dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam manipulasi data akan menghadapi konsekuensi yang sesuai.

Pakar hukum bisnis, Andi Wibowo, mengatakan bahwa kasus seperti ini harus menjadi pelajaran penting bagi perusahaan rintisan lainnya di Indonesia. “Transparansi dan integritas adalah fondasi utama dalam membangun kepercayaan investor. Jika hal ini diabaikan, dampaknya bisa sangat merugikan,” ujarnya.

Kasus eFishery menjadi peringatan serius bagi ekosistem startup di Indonesia. Di tengah meningkatnya minat investor terhadap startup lokal, transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama. Pemerintah dan lembaga terkait juga diharapkan meningkatkan pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan, terutama yang telah mendapatkan pendanaan besar dari investor asing.

Kepercayaan adalah aset terpenting bagi sebuah startup. Jika kepercayaan ini dirusak, bukan hanya perusahaan tersebut yang akan menanggung akibatnya, tetapi juga ekosistem startup secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved