Dunia Dikepung Ransomware, Ini Buktinya!
Tanggal: 28 Jun 2024 18:38 wib.
Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diserang oleh ransomware pada Kamis (20/06/2024), menyebabkan gangguan layanan publik selama delapan hari. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyampaikan bahwa serangan ini menggunakan jenis virus ransomware baru yang dikenal sebagai Lockbit 3.0. Permintaan uang tebusan dari peretas server PDN mencapai US$8 juta atau setara dengan Rp131,6 miliar (Rp16.395/US$1).
Akibat serangan siber ini, layanan keimigrasian di berbagai bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, mengalami gangguan sejak Kamis (20/6/2024). Instansi yang terdampak paling besar adalah kabupaten, diikuti oleh kementerian/lembaga.
Menurut Budi Arie, tidak ada negara yang imun terhadap serangan ransomware, termasuk Amerika Serikat (AS), yang bahkan mencatatkan 40,34% serangan ransomware. Indonesia sendiri terdampak sekitar 0,67% dari total serangan ransomware yang terjadi di dunia.
Selain itu, serangan siber terhadap sistem pemerintah bukanlah hal yang jarang terjadi. Biro Keamanan Siber Nasional (BSSN) mencatat sebanyak 1.674.185 data exposure yang mempengaruhi 429 instansi pada tahun 2023. Sektor pemerintahan memiliki persentase tertinggi dari total data exposure, yaitu sebesar 39,78%.
Aktivitas ilegal di internet, khususnya di darknet atau dark web, juga menjadi perhatian serius. Darknet merupakan bagian besar dari aktivitas ilegal di internet yang hanya dapat diakses melalui perangkat lunak, konfigurasi, atau otorisasi tertentu. Data kredensial dari Indonesia yang terekspos di darknet ditemukan di tempat seperti forum jual-beli data dan forum diskusi hacker.
BSSN melaporkan bahwa sektor administrasi pemerintahan menjadi sektor yang paling banyak terekspos di darknet pada tahun 2023, mencapai sekitar 665 ribu data (39,8%). Kemudian, sektor keuangan dan sektor informasi dan komunikasi juga terdampak secara signifikan. Kebocoran atau pencurian data dari 429 instansi menjadi penyebab utama tersebarnya data tersebut di darknet.
Dalam hal pembajakan data, terdapat 134 instansi dari sektor administrasi pemerintahan yang menjadi target utama. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman ransomware dan pencurian data merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan instansi terkait.