Sumber foto: google

Direktur STIP Jakarta Dinonaktifkan Setelah Taruna Tewas Dianiaya oleh Senior

Tanggal: 10 Mei 2024 06:56 wib.
Kabar mengenai kasus penganiayaan terhadap seorang taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta membuat gempar publik. Kejadian tersebut menimbulkan gelombang protes dari berbagai pihak, serta menarik perhatian Kementerian Perhubungan untuk turun tangan dalam menangani masalah ini. Dalam kejadian ini, direktur STIP Jakarta pun akhirnya dinonaktifkan atas kejadian yang sangat disayangkan ini.

Kejadian berawal saat seorang taruna bernama Putu Satria Ananta alias Rio, yang saat itu sedang menjalani pendidikan di STIP Jakarta, dilaporkan tewas setelah dianiaya oleh sejumlah senior di sekolah tersebut. Penganiayaan ini diduga telah terjadi dalam konteks pembinaan oleh pihak senior terhadap junior di lingkungan sekolah. Namun, tindakan tersebut jelas telah melampaui batas norma dan akal sehat.

Munculnya kasus ini tentu menimbulkan pertanyaan besar terkait pengawasan dan pembinaan di lingkungan sekolah, terutama oleh pimpinan atau direktur sekolah. Kasus ini membuat Kementerian Perhubungan turun tangan dalam menangani masalah ini, dimana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung melakukan inspeksi mendadak di STIP Jakarta.

Dalam inspeksi tersebut, Menteri Perhubungan menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap kasus ini, termasuk meninjau ulang aturan dan pembinaan di lingkungan STIP Jakarta. Salah satu langkah pertama yang diambil adalah dengan menonaktifkan direktur STIP Jakarta dari jabatannya, sebagai bentuk tanggapan atas kejadian yang sangat disayangkan ini.

Kasus ini pun menjadi sorotan publik yang luas, mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi mahasiswa, keluarga korban, dan masyarakat umum. Tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh senior terhadap junior, terlepas dari konteks apapun, jelas merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam sebuah institusi pendidikan.

Kasus ini juga memunculkan pertanyaan terkait pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah, terutama pimpinan atau direktur STIP Jakarta. Educational institution such as STIP Jakarta should prioritize student's safety and well-being under their care. Hal ini menyoroti kebutuhan untuk memperketat pengawasan dan pembinaan di lingkungan sekolah, sehingga kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.

Kasus ini pun juga menyoroti perlunya adanya perubahan dalam budaya organisasi di lingkungan sekolah, dimana pembinaan dan pengendalian interaksi antara senior dan junior harus lebih hati-hati dan mengutamakan tindakan yang peduli, bijaksana, serta mendidik. Perubahan ini perlu didukung oleh komitmen dan langkah nyata dari pihak pimpinan, dosen, dan seluruh anggota sekolah.

Pengonaktifan direktur STIP Jakarta menjadi langkah awal dalam menangani kasus ini, namun perlu tindakan lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan pembinaan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga kasus ini menjadi momentum bagi perubahan positif dalam pembinaan serta pengawasan di lingkungan sekolah, sehingga kejadian serupa tidak terulang di waktu mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved