Bujangan Asal Banjar Negara Terduga Pelaku Terorisme di Filipina
Tanggal: 1 Jun 2017 22:34 wib.
Tampang.com- Seorang bujangan asal Kota Banjar Negara Jawa Tengah diduga ikut terlibat sebagai terorisme dalam kasus penyerangan kota Marawi Filipina. Pihak kepolisian Resor Banjar Negara masih terus memantau perkembangan keberadaan pemuda yang bernama Yoki Pratama Windyarto (21) karena pemuda ini menjadi buronan kepolisian Filipina.
Kepala Polres Banjar Negara, Ajun Komisaris Besar Polisi, Saiful Anwar mengatakan" Kami juga melakukan koordinasi dengan satgas Densus 88 di wilayah Jawa Tengah dengan terus melakukan penyelidikan leih lanjut". Informasi mengenai Yoki Pratama yang menjadi Daftar Pencarian Orang ( DPO ) ini didapat dari Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul yang memberitakan bahwa seorang pemuda asal Banjar Negara menjadi DPO kepolisian Filipina karena terlibat kasus terorisme.
Dari informasi tersebut, pihak Kepolisian Resor Banjar Negara melalui Kepala Satuan Intelejen dan keamanan Polres Banjar Negara, ajun komisaris polisi, Sulistyo Dwi Cahyono langsung menindak lanjuti dengan mendatangi rumah pelaku dan menemui orang tua pelaku di Desa Klampok, Kecamatan Purwaraja, kabupaten Banjar Negara.
Dari hasil keterangan orang tua Yoki Pratama, diketahui bahwa Yoki setelah lulus SMU melanjutkan kuliah di Kabupaten Tanggerang, Banten. Masih menurut orang tua Yoki, setelah lulus kuliah pada bulan September 2016, Yoki diterima bekerja pada salah satu perusahaan penyedia fasilitas perawatan pesawat di Kabupaten Tanggerang Banten dengan kontrak enam bulan.
Belum selesai kontrak kerja, pada bulan Februari 2017, orang tua Yoki menerima berita bahwa Yoki sudah tidak masuk kerja selama dua minggu. Orang tua Yoki berusaha mencari keberadaan putranya karena kehilangan kontak sehingga sempat melaporkan ke pihak kepolisian mengenai kehilangan anaknya.
Orang tua Yoki yang sudah sekian lama tidak mendengar kabar berita anaknya, akhirnya mendapat informasi dari pihak kepolisian Resor Banjar Negara bahwa anaknya menjadi buronan kepolisian Filipina karena di duga terlibat kasus terorisme.