Sumber foto: Google

BRI Bantah Jadi Korban Ransomware: Data Aman, Hoaks Terbongkar

Tanggal: 27 Des 2024 18:53 wib.
Tampang.com | Kabar mengenai serangan ransomware terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang beredar ternyata tidak memiliki bukti yang kuat. Konsultan Keamanan Siber, Teguh Aprianto, mengungkapkan bahwa informasi yang disebarkan oleh Kelompok Bashe Ransomware tidak dapat dipercaya, karena data yang mereka lampirkan tidak meyakinkan.

Menurut Teguh, sebagai seorang konsultan keamanan siber, dia memilih untuk tidak mempublikasikan apapun terkait insiden ini karena kurangnya bukti yang konkrit. Dia juga meragukan klaim bahwa BRI telah menjadi korban ransomware. Dalam akun media sosialnya @secgron, Teguh menunggu Bashe Ransomware untuk merilis sampel data BRI setelah mengklaim telah berhasil melakukan serangan tersebut.

Bashe Ransomware sebelumnya memberi tenggat waktu hingga 24 Desember 2024 untuk membocorkan data nasabah BRI. Namun, Teguh menyindir bahwa data yang dibocorkan hanya berisi 1 file excel dengan 100 data yang sesuai dengan dokumen yang dapat ditemukan di beberapa situs internet. Kritik pedas juga disampaikan Teguh terhadap Bashe Ransomware, menyebutnya sebagai kelompok ransomware terkocak sepanjang masa.

Di sisi lain, BRI telah memberikan penjelasan bahwa keamanan data nasabah tetap terjaga dan sistem serta transaksi berjalan normal. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyatakan bahwa BRI telah melakukan asesmen mendalam dan tidak menemukan adanya ancaman ransomware terhadap sistem mereka. Selain itu, data yang dipublikasikan oleh Bashe Ransomware juga diakui bukan berasal dari sistem BRI.

Arga juga menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki BRI telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman. BRI juga terus melakukan langkah-langkah proaktif untuk memastikan keamanan data nasabah tetap terjaga, sehingga layanan perbankan seperti BRImo, QLola, ATM/CRM, serta layanan BRI lainnya tetap berjalan dengan aman dan lancar.

Pernyataan dari BRI ini juga mendapat dukungan dari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. Menkomdigi telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan menyatakan bahwa tidak ada indikasi serangan ransomware yang menyasar sektor perbankan.

Meutya Hafid juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumbernya, terutama yang tersebar di media sosial. Ia menegaskan pentingnya untuk mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel dan terdaftar, baik dari media sosial maupun media massa.

Melalui pernyataan ini, BRI masih teguh dalam memastikan bahwa informasi mengenai serangan ransomware terhadap mereka hanyalah hoaks belaka. Dukungan dari pihak eksternal, seperti konsultan keamanan siber dan Menteri Komunikasi dan Digital, semakin menguatkan keyakinan bahwa kabar tersebut tidak memiliki landasan yang kuat. 

Masyarakat diharapkan tetap waspada dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan kepanikan tanpa memiliki bukti yang cukup kuat. Terlebih lagi, sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang memerlukan kepercayaan tinggi dari masyarakat dalam menjaga stabilitasnya. Dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait akan terus memperkuat keamanan dan kredibilitas sistem perbankan di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved