Sumber foto: Google

Anggotanya Memalak, Ketum FBR: Tindakan Kriminal Itu Manusianya, Bukan Organisasinya

Tanggal: 18 Mei 2025 12:20 wib.
Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim menanggapi dengan tegas kasus dugaan pemerasan yang melibatkan empat anggotanya di Bojongsari, Depok pada Jumat, 16 Mei 2025. Dalam situasi yang memicu keprihatinan tersebut, Lutfi Hakim menegaskan bahwa tindakan kriminal yang dilakukan anggotanya adalah tanggung jawab individu masing-masing, bukan perwakilan dari organisasi yang ia pimpin.

Kejadian yang terjadi di Bojongsari ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama dalam konteks citra organisasi kemasyarakatan. Lutfi Hakim menekankan bahwa FBR selalu berkomitmen untuk melakukan kegiatan yang positif dan konstruktif demi masyarakat. “Kami tidak dapat bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh segelintir orang yang menyalahgunakan nama organisasi,” ujarnya. Ia menambahkan, organisasi yang dipimpinnya tidak akan mentolerir aksi-aksi kriminal yang merugikan masyarakat.

Kasus dugaan pemerasan ini terungkap ketika informasi mengenai tindakan tersebut dibagikan melalui media sosial dan media massa. Keempat anggota FBR yang terlibat dikabarkan telah meminta sejumlah uang dengan dalih perlindungan kepada pengusaha di kawasan Bojongsari. Menyaksikan peristiwa ini, Ketua Umum FBR merasa sangat kecewa, terutama karena tindakan tersebut dapat mencederai citra organisasi. Ia bertekad untuk mengambil langkah tegas agar hal serupa tidak terulang pada masa mendatang.

Dalam menanggapi kasus ini, Lutfi Hakim menegaskan bahwa sanksi yang akan diberikan kepada anggota yang terlibat bisa bervariasi, mulai dari pencabutan keanggotaan secara sementara hingga pemberhentian tetap dari organisasi. “Kami akan melakukan evaluasi dan memberikan sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku di FBR. Kami ingin menunjukkan bahwa tindakan kriminal tidak bisa dimaafkan dan harus ada konsekuensinya,” imbuhnya.

Dalam setiap organisasi, keberadaan individu dengan tindakan kriminal tentu menjadi tantangan, dan FBR ingin menunjukkan komitmennya untuk menanggulangi masalah ini dengan serius. Lutfi menekankan pentingnya anggota FBR untuk memahami bahwa mereka bukan hanya mewakili diri sendiri, tetapi juga organisasi dan komunitas yang lebih besar. Oleh karena itu, perilaku dan tindakan setiap anggota akan berdampak langsung pada eksistensi dan reputasi FBR sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan.

Lutfi Hakim juga mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan dan pengawasan terhadap tindakan yang dilakukan oleh anggotanya. Ia berharap dengan adanya keterlibatan masyarakat, setiap tindakan yang merugikan bisa segera terdeteksi dan diatasi. Ia menyinggung pentingnya membersihkan nama organisasi dari tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan oleh oknum.

Sebagai penutup, Lutfi Hakim menyatakan bahwa FBR akan terus berkomitmen untuk menjadi organisasi yang positif dan konstruktif, serta berusaha merangkul masyarakat untuk bersama-sama mengatasi masalah yang ada. Dengan langkah transparansi dan akuntabilitas, FBR berharap dapat membangun kembali kepercayaan masyarakat atas organisasi yang sudah ada sejak lama ini. “Kami bertekad untuk menjadikan FBR sebagai organisasi yang bersih dari tindakan kriminal, demi kebaikan bersama,” katanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved