Anak Terjerumus ke Tindakan Kriminal Karena Uang Pensiun Ayahnya yang Menggiurkan
Tanggal: 2 Jun 2024 09:54 wib.
Seorang anak terjerumus ke dalam tindakan kriminal karena tergiur uang pensiun bulanan yang mencapai Rp25 juta. Keinginan untuk mempertahankan aliran dana tersebut mendorongnya untuk melakukan perbuatan yang tak terpikirkan sebelumnya.
Kasus ini mengemuka setelah kecurigaan polisi terhadap anak tersebut mencuat. Perempuan tersebut tinggal bersama ayahnya yang telah berusia 100 tahun di Kota Kaohsiung, Taiwan, China. Ayahnya adalah seorang mantan tentara yang setia dalam pengabdiannya selama lebih dari 50 tahun setelah kematian sang ibu.
Perhatian polisi terhadap perempuan ini muncul pada bulan November tahun lalu ketika sang perempuan menolak untuk mengizinkan operasi pemusnahan nyamuk aedes dilakukan di kediamannya. Kecurigaan semakin menguat ketika dia didenda sejumlah 60.000 Dolar Taiwan (sekitar Rp 29 juta).
Saat polisi melakukan penggeledahan di rumah perempuan tersebut, pertanyaan mengenai keberadaan ayahnya pun terus diajukan. Namun, jawaban yang diberikan oleh perempuan ini terus berubah-ubah. Awalnya, ia menyebutkan bahwa ayahnya berada di pusat perawatan, namun kemudian mengubah ceritanya dengan mengatakan bahwa ayahnya telah dibawa ke daratan Tiongkok oleh saudaranya. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, polisi menemukan bahwa saudara laki-lakinya telah meninggal dunia 50 tahun yang lalu. Bahkan, tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa ayah perempuan tersebut pernah dibawa ke Taiwan seperti yang diklaimnya.
Kemudian, setelah polisi melakukan penggeledahan lebih lanjut di rumah tersebut, ditemukan kantong plastik hitam berisi kerangka yang diduga merupakan milik mendiang ayah perempuan tersebut. Penemuan ini membuka kemungkinan adanya unsur pidana yang dicoba disembunyikan oleh perempuan tersebut.
Pada saat yang sama, perempuan ini juga diketahui sedang menerima perawatan di rumah sakit karena kondisi kesehatan mentalnya yang buruk. Meskipun detail mengenai pengabdian ayahnya tidak diketahui, namun diperkirakan bahwa pensiun seorang veteran militer di Taiwan mencapai sekitar 49.379 Dolar Taiwan (sekitar Rp 24 juta) per bulan.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga seringkali berakhir dengan korban. Namun, dalam kasus ini, kekerasan dalam rumah tangga yang disertai dengan pembunuhan barulah terungkap setelah lebih dari 100 hari.
Kasus seperti ini membawa kita pada realitas pahit bahwa uang seringkali menjadi pemicu terjadinya tindakan kriminal yang tak terduga. Perbuatan yang dilakukan oleh anak tersebut merupakan contoh nyata bagaimana hasrat manusia terhadap uang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Selain itu, kesehatan mental yang tidak stabil juga dapat menjadi faktor pendorong seseorang untuk terjerumus ke dalam tindakan kriminal yang mengerikan. Oleh sebab itu, perlunya perhatian lebih bagi mereka yang mungkin memiliki tanda-tanda kesehatan mental yang tidak stabil agar kejadian serupa dapat dicegah sejak dini.