Anak Bos Rental Mobil Tolak Permintaan Maaf Oknum TNI AL, Selesaikan Perkara Dulu!
Tanggal: 20 Feb 2025 13:35 wib.
Agam Muhammad Nasrudin, putra dari bos rental mobil Ilyas Abdurahman, menolak mentah-mentah permintaan maaf dari oknum TNI AL yang kini menjadi terdakwa dalam kasus penembakan ayahnya. Insiden tragis yang terjadi di rest area tol Jakarta-Merak ini telah merenggut nyawa sang ayah, dan Agam menegaskan bahwa permintaan maaf baru bisa diterima setelah hukum ditegakkan.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Militer Jakarta, Selasa (18/2/2025), hakim sempat menanyakan kesediaan Agam untuk menerima permintaan maaf dari para terdakwa. Namun, dengan tegas ia menyatakan bahwa keadilan harus ditegakkan terlebih dahulu sebelum ada permintaan maaf yang diterima.
"Kami sebagai keluarga korban ingin melihat proses hukum berjalan dengan adil. Permintaan maaf bisa saja datang, tapi harus setelah ada keputusan hukum yang jelas," ujar Agam kepada awak media usai persidangan.
Menurutnya, menerima permintaan maaf di tahap ini bisa dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap keadilan bagi sang ayah yang telah menjadi korban.
Kasus ini bermula dari insiden di rest area tol Jakarta-Merak beberapa waktu lalu. Ilyas Abdurahman, seorang pengusaha rental mobil, terlibat perselisihan dengan oknum TNI AL. Namun, perdebatan tersebut berujung pada penembakan yang menyebabkan Ilyas tewas di tempat.
Setelah kejadian, oknum TNI AL tersebut langsung diamankan dan menjalani proses hukum di pengadilan militer. Kasus ini menarik perhatian publik dan memunculkan banyak tuntutan agar penegakan hukum dilakukan secara transparan dan adil.
Agam dan keluarga berharap agar kasus ini tidak berakhir dengan pengampunan tanpa konsekuensi hukum yang jelas. Mereka menginginkan agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Kami ingin hukum ditegakkan, bukan hanya sekadar maaf lalu kasus ini selesai begitu saja," tegas Agam.
Dalam persidangan, tim jaksa menghadirkan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman CCTV dan saksi mata yang melihat kejadian tersebut secara langsung. Pihak keluarga korban berharap agar hakim menjatuhkan vonis yang sesuai dengan tindak pidana yang telah dilakukan oleh terdakwa.
Kasus ini menuai beragam reaksi dari masyarakat. Banyak yang mendukung sikap Agam dan keluarganya yang menolak perdamaian sebelum keadilan ditegakkan. Di media sosial, netizen ramai-ramai mengecam tindakan kekerasan oleh aparat dan menuntut agar proses hukum berjalan tanpa intervensi atau upaya impunitas.
Banyak yang menyoroti bahwa kasus kekerasan oleh oknum aparat harus menjadi perhatian serius agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan.
Sikap tegas Agam Muhammad Nasrudin dalam menolak permintaan maaf sebelum adanya putusan hukum yang adil menjadi cerminan harapan masyarakat akan keadilan yang sesungguhnya.
Kini, semua mata tertuju pada pengadilan militer, apakah mereka akan memberikan keputusan yang tegas dan adil, atau justru kasus ini akan berakhir dengan impunitas yang sering kali terjadi dalam kasus-kasus serupa. Kita tunggu hasil akhirnya!