Sumber foto: liputan6.com

Alasan Buronan Thailand Chaowalit Thongduang, Pilih Nama Sulaiman Saat Bersembunyi Di Aceh

Tanggal: 4 Jun 2024 10:18 wib.
Chaowalit Thongduang, yang merupakan buronan dari Thailand, telah menggunakan nama samaran 'Sulaiman' untuk menyembunyikan identitasnya selama berada di Indonesia. Pemalsuan identitas ini diduga dilakukan untuk mempermudah proses pemalsuan dokumen yang dibuat di Aceh Timur.

Keberadaan Chaowalit Thongduang pertama kali terendus oleh petugas dan akhirnya ditangkap di sebuah apartemen di Kabupaten Badung, Bali. Proses ekstradisi atau pemulangan Chaowalit ke Thailand direncanakan akan dilakukan pada tanggal 4 Juni 2024 mendatang.

Chaowalit Thongduang ditangkap berdasarkan red notice interpol yang dikeluarkan oleh kepolisian Thailand. Chaowalit telah divonis 20 tahun enam bulan penjara pada Januari 2022 oleh Pengadilan Phatthalung karena didakwa berkolusi dengan empat orang lain dalam upaya pembunuhan seorang asisten pengadilan, yang diancam hukuman seumur hidup.

Setelah persidangan, Chaowalit dipindahkan ke penjara Nakhon Si Thammarat. Namun, karena sakit, ia harus dilarikan ke Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Thammarat.

Pada 22 Oktober 2023, Chaowalit melarikan diri dari rumah sakit. Meskipun polisi berhasil melacaknya ke pegunungan Banthad di Trang pada 8 November, dalam pertemuan tersebut terjadi baku tembak dan Chaowalit berhasil melarikan diri sekali lagi hingga akhirnya tiba di Indonesia pada bulan Desember 2023.

Dalam upaya untuk menyembunyikan dirinya di Indonesia, Chaowalit menggunakan nama 'Sulaiman' sebagai nama samarannya. Dengan cara ini, ia berusaha untuk mereduksi kemungkinan penangkapan oleh otoritas setempat.

Walaupun bersembunyi di Indonesia dengan menggunakan nama samaran, keberadaan Chaowalit akhirnya terdengar oleh petugas keamanan. Hal ini menunjukkan betapa ketatnya kerja sama internasional dalam memburu pelaku kejahatan lintas negara.

Kejadian ini menciptakan perhatian dan perluasan jaringan internasional, karena Chaowalit berhasil melintasi perbatasan negara untuk bersembunyi. Indonesia sebagai tujuan akhir persembunyian Chaowalit juga harus meningkatkan sistem keamanan dan kerjasama internasional untuk meminimalisir kasus-kasus semacam ini.

Dalam penanganan kasus ini, kepolisian Indonesia bekerja sama dengan kepolisian Thailand dalam menindaklanjuti keberadaan Chaowalit di Indonesia. Kerja sama ini menunjukkan bagaimana negara-negara berusaha untuk saling mendukung dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan lintas negara.

Peristiwa ini juga memberikan gambaran betapa sulitnya mengendalikan dan memantau pergerakan pelaku kejahatan lintas negara. Hal ini menggarisbawahi pentingnya koordinasi internasional dalam menangani kasus-kasus serupa, karena kasus ini tidak hanya melibatkan satu negara, namun juga melibatkan beberapa negara yang harus saling bekerja sama.

Dengan mengetahui alasan dan mekanisme pelarian Chaowalit serta upaya internasional dalam menangkapnya, masyarakat Indonesia dan dunia dapat lebih memahami betapa kompleksnya kasus-kasus kejahatan lintas negara. Kejadian ini harus menjadi pembelajaran yang memotivasi upaya-upaya penguatan kerja sama internasional guna menciptakan dunia yang lebih aman dan adil.

Dalam rangka menciptakan keamanan yang lebih baik, tidak hanya pihak otoritas yang harus bertindak, namun juga partisipasi aktif masyarakat tersebut. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan, pelaporan, dan pengungkapan kasus pidana menjadi kunci utama dalam rangka pemberantasan kejahatan lintas negara.

Sebagai sebuah kasus yang melibatkan beberapa negara, penyelidikan dan penangkapan Chaowalit menciptakan kerja sama antar negara untuk menindak pelaku kejahatan lintas negara dengan jangkauan internasional. Kasus ini menandai pentingnya kerjasama antara negara dalam menangani kasus-kasus pidana yang melintasi batas negara.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved