Sumber foto: Google

Alasan Anak Bunuh Ayah di Cilandak, Tak Mau Lihat Orang Tua Cape Kerja

Tanggal: 20 Des 2024 10:58 wib.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi bertemu dengan MAS (14), remaja yang membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di Cilandak Jaksel.

Kasus tragis yang menimpa keluarga MAS (14), remaja yang tega membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di Cilandak, Jakarta Selatan, menggemparkan masyarakat. Remaja yang seharusnya menjadi aset berharga bagi keluarga dan bangsa, malah melakukan tindakan kekerasan yang mengerikan.

Pertanyaannya mulai dari apakah MAS kerap minum alkohol, obat-obatan terlarang atau terpapar hal negatif di media sosial. Sehingga menjadi pemicu MAS tega membunuh ayah dan neneknya.
Rupanya, hal itu disangkal MAS. Saat ditelusuri melalui gawai yang biasa digunakan MAS, tak ada hal negatif di dalamnya.

"Karena setelah di-tracking oleh pihak penyidik, di HP-nya itu, bagus. Dilihat, ya. Tidak ada yang dia download dari aplikasi yang negatif. Kemudian komunikasi dengan keluarga," ujar Arifah dalam wawancara program Real Talk with Uni Lubis by IDN Times, di Kementerian PPPA, Jakarta, Rabu (18/12/24).

Menurut Arifah Fauzi,  hubungan MAS dengan keluarganya juga baik. Mereka juga tidak sungkan saling melemparkan kalimat sayang seperti i love you. situasi keluarga MAS tidaklah mudah. Ayahnya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, namun terlalu sibuk hingga melupakan peran sebagai orang tua. Kondisi ini tentu mempengaruhi tumbuh kembang MAS secara emosional dan psikologis. Oleh sebab itu, poin penting yang muncul dari kasus ini adalah pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka.

Dari pertemuan tersebut, Arifah Fauzi juga menyatakan bahwa masyarakat perlu lebih peduli terhadap kondisi keluarga di sekitarnya. Kasus ini menunjukkan bahwa kesibukan orang tua dalam bekerja tidak boleh membuat mereka lupa akan peran penting mereka dalam mendampingi anak-anak. Pendampingan emosional dan perhatian adalah kunci utama dalam membentuk karakter anak yang kuat dan sehat secara psikologis.

Kesedihan yang dialami oleh MAS seharusnya dapat diantisipasi dan diatasi dengan peran orang tua yang lebih aktif dalam mendampingi dan memahami anak-anak mereka. Keberadaan orang tua yang kurang dalam kehidupan anak-anak dapat menyebabkan dampak psikologis dan emosional yang serius, bahkan hingga pada tindakan-kasus yang melibatkan kekerasan seperti yang dilakukan oleh MAS.

Kesimpulannya, kasus ini menegaskan pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak-anak mereka. Orang tua perlu memperhatikan kebutuhan emosional dan psikologis anak-anak mereka serta tidak hanya fokus pada pekerjaan semata. Selain itu, masyarakat juga perlu lebih peduli terhadap kondisi keluarga di sekitarnya untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Dengan demikian, peran semua pihak dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anak-anak dapat terwujud dengan baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved